Alice The Snake Girl

Gelapnya malam di hutan tidak membuat Alice Pramuja ketakutan. Dia bersembunyi dari keramaian orang karna ingin berganti kulit atau penampilan. Rasanya sangat menyakitkan, bagai ribuan pisau ditusukkan di badannya kemudian ditarik kulitnya secara bersamaan. Sangat sakit .... Proses ganti kulit buat ular seusianya sungguh sangatlah menyakitkan! Selain lebih sering, Alice kadang merasa dirinya ingin mati saja! Bagaimana tidak?! Orang normal pasti tidak mau terlahir seperti dia, tapi jika itu adalah garis yang sudah ditakdirkan oleh Yang Maha Kuasa, manusia bisa apa?! Hanya bisa pasrah dan menerima. "Aaakkh! Sakit ... " keluh gadis dalam wujud seekor ular, kesakitan! Warnanya putih sementara matanya bersinar kehijauan. Meski begitu! Tetap saja akan dibunuh jika kelihatan oleh seseorang! Manusia sangat benci dengan ular, hanya beberapa saja yang masih punya hati menyayanginya, Alice tidak menyalahkannya, toh manusia punya watak yang berbeda. Alice merasa gelisah, sudah tujuh hari tujuh malam dia mengasingkan diri di hutan, Dia sangat terganggu jika dalam kondisi seperti ini mendengar keributan. Perasaannya sangat sensitif, selain mudah marah, dia juga merasa lelah. "Kawan, apakah sangat menyakitkan?" Tanya Burung Pipit, yang selama ini setia menjadi kawannya di goa. "Uh ... sangat sakit, Burung pipit. Jadi Ular benar-benar tidak menyenangkan. Saat mengalami proses ganti kulit, rasanya sangat menyakitkan." Jelas Alice, yang sejatinya adalah gadis Ular. Dia adalah Keturunan dari Pramuja, seorang pria yang bisa merubah dirinya jadi seekor ular. Jelmaan Ular Jantan. Sementara ibunya adalah Zahra, wanita pemberani yang sanggup meluluhkan hati ayah terkuatnya. "Bersabarlah, Alice. Terus bergesek-geseklah pada batu. Dengan begitu, siapa tahu kulitmu akan cepat mengelupas dan berganti dengan yang baru," pinta burung pipit yang langsung disetujui oleh Alice Pramuja. "Hiks ... sakit, Burung pipit ... Aaaakh!!" Erang Alice, tidak tertahankan. Sudah lama dia mendiamkan badannya di goa yang biasa digunakan ayahnya buat proses ganti kulit, dan saat ini adalah puncaknya. Sebentar lagi dia akan mengakhiri proses ganti kulitnya. Dia akan berubah menjadi lebih terang dan lebih kuat dari sebelum-sebelumnya, tapi tetap saja! Kalau Pramuja memiliki racun di tubuhnya, berbeda dengan Alice Pramuja. Dia tidak ada racun di tubuhnya. Entahlah, meski sama-sama manusia ular. Mereka berdua sangat jauh berbeda. "Alice, Aku tinggal dulu ya, Aku akan memberitahukan pada ayahmu, Pramuja. Dia harus tahu keadaan Putrinya," izin burung pipit tapi tidak di izinkan oleh Alice. "Jangan! Aku tidak mau Ayah melihatku dalam kondisi kesakitan. Biarkan saja. Aku akan menahannya. Sudah susah payah Aku kabur dari rumah agar tidak ketahuan olehnya, kalau Kau memberitahunya, perjuanganku jadi sia-sia. Kau pergi cari buah-buahan yang segar untukku saja, ok," pinta Alice, agar kawan burungnya tidak pergi ke rumah ayahnya. "Hem ..., baiklah. Bersabarlah, Alice." Cit, cit, cit ... Burung pipit itu pergi meninggalkan kawannya seorang diri. Sementara Alice, dia masih melingkar di goa dan berusaha melepaskan kulit lamanya. ******* PERUSAHAAN DANISWARA MEDIA JAKARTA. Seorang pria bernama Deniz Daniswara tengah memasuki ruangan di kantornya, semua karyawan di sana baik pria maupun wanita tengah menundukkan kepalanya, mereka sangat segan dan menghormati atasannya. Bahkan para artis ternama dan model dari berbagai perusahaan besar juga tersenyum segan saat melihat kedatangannya. Daniz sangat disegani, dia adalah Produser dari berbagai film yang karyanya sudah melejit sampai ke manca negara, dengan berbagai macam bahasa. Tak cukup dengan itu, ratusan artis ternama dari berbagai macam negara, semua di bawah naungannya. Mereka semua bahagia kerja bersamanya. Tapi sayang ..., Deniz Daniswara orangnya sangat pendiam, wajahnya selalu datar. Dia tidak mementingkan apapun lagi selain pekerjaan. Bahkan putra kecilnya, Dhana Daniswara yang masih berusia empat tahun selalu dia abaikan. Istrinya sudah lama tidak bisa berjalan, dia juga menderita penyakit jiwa karna kecelakaan. "Selamat pagi, Tuan Deniz, apakah kita jadi meninjau lokasi syuting di perdesaan? Saya dengar kebun teh disana sangat menyenangkan, pemandangannya sangat bagus untuk di jadikan lokasi film," ucap Haris, sekretaris pribadi Deniz, sopan. "Apakah Nona, Melisa, sudah datang? Cepat suruh datang keruanganku. Soal peninjauan lokasi syuting, kita lakukan esok hari saja." Datar Deniz, membuat Haris menundukkan kepalanya. Dia terlalu malas berbicara lama dengan atasannya. "Beliau sudah datang, Tuan. Nona Melisa sudah menunggu diruangan, Anda. Baiklah, akan Saya siapkan keberangkatan kita besok." "Tidak perlu! Aku hanya akan pergi bersama, Dona, istriku. Dan Nona Melisa, kekasihku," jelas Deniz membuat Haris tersenyum miris. Dia benar-benar tidak menyangka jika atasannya tega menyakiti hati Istrinya, padahal istrinya sedang mengalami gangguan jiwa. Dia berselingkuh terang-terangan di depan mata istrinya. Padahal Nyonya Madona yang cantik dan baik hati tidak pantas mendapatkan perlakuan buruk darinya. "Kalau soal ..., Dhana, bagaimana Tuan? Apakah dia perlu diajak juga?" Tanya Haris, penasaran. "Tentu saja, Aku akan banyak menghabiskan waktu di sana. Kalau Dhana tidak diajak, Melisa akan selalu menanyakan keberadaannya. Kekasihku itu sangat menyayangi Putraku. Ajak saja." Tegas Deniz, dan langsung memasuki ruangan di kantornya. Meliza menyambutnya dengan senyuman manis dibibirnya. Dia melumat bibir kekasihnya. Dia pura-pura baik dengan merawat Putra kecil dari pria yang sangat dicintainya, Dhana. Tak cukup dengan itu, Melisa juga berpura-pura baik dengan merawat Istri gila, kekasihnya, Dona. ******* "Aku, pulang ...!" Teriak Alice, membuat seorang wanita turun dari anak tangga, dia berlari dengan membawa kayu kecil ditangannya. "Anak, nakal! Darimana saja, Kau?! Apakah kau tidak tahu?! Betapa setengah gila aku memikirkanmu?! Kemari kau, Alice! Aku akan menghajarmu!" Seru Zahra, kesal melihat putri kesayangannya tiba. Karna takut, Alice berlari dan mendekati Pramuja. "Papa! Bantu, Alice. Kan Alice sudah bilang sama, Papa, kalau mau tidur di rumah teman," rajuk Alice, membuat Pramuja tertawa. "Sudahlah, Zahra. Anak kita sudah dewasa, biarkan dia tidur di rumah temannya." "Kau jangan selalu membelanya, Kak Pram, mending kalau temannya itu manusia! Teman Alice itu adalah hewan! Kalau dia tidur di rumah temannya, itu bearti dia tidur di hutan! Paham?!" Teriak Zahra, tidak terima. Dia terlalu menyayangi putrinya. Apapun akan dia lakukan demi melindungi anaknya. "Zahra, cukup!" "Tapi, Kak Pram .... " "Alice, paham, Ma. Semua teman Alice adalah hewan. Tapi mau bagaimana lagi? Alice memang seekor Ular. Di sekolah-pun Alice jarang berteman, Mama selalu melarang Alice keluar, Mama selalu berkata seperti itu, agar identitas Alice tidak ketahuan. Iya kan?" Ucap Alice, membuat mata Zahra berkaca-kaca. "Bukan begitu maksud, Mama, Sayang," jawabnya terluka. "Kalau begitu jangan marahi, dia, Zahra." Sahut Pramuja, sambil menatap mata Istrinya. "Astaga, baiklah, sini peluk, Mama." Pinta Zahra membuat Alice mendekat padanya dan memeluknya. Pramuja tertawa melihat keduanya, Putrinya memang sangat bisa mengalahkan kemarahan Ibunya. Meski putrinya dan dia adalah Jelmaan ular, Pramuja akan melakukan segala cara demi membahagiakan keluarganya, terutama putrinya, Alice Pramuja. JUDUL : ALICE THE SNAKE GIRL PENULIS : Dilla 909 ******** Jangan lupa untuk tekan tombol LOVE, KOMEN, FOLLOW AND SHARE. TBC.