bc

BRIDE OF ENEMY (BAHASA INDONESIA)

book_age18+
8.2K
FOLLOW
148.4K
READ
billionaire
revenge
dark
sex
arrogant
dominant
submissive
boss
sweet
office/work place
like
intro-logo
Blurb

Tasya wanita yang terjebak bersama seorang mafia yang berwajah bak seorang dewa ia tak pernah tau bahwa kejadian yang dilakuan ayahnya berimbas pada dirinya yang akhirnya menjadikanya seorang alat pemuas nafsu seorang mafia bernama ALARIC ALVERO

chap-preview
Free preview
CHAPTER 1 IBLIS BERWAJAH MALAIKAT!
PROLOG Pria tampan berjas hitam itu menendang perut seorang pria yang lebih tua. Pria tua itu tidak bisa melawan lagi, karena tubuhnya hampir hancur dan wajahnya penuh dengan luka. "Pria tampan berwajah dingin itu mengeluarkan pistol di balik jasnya dan mengarahkan pelatuknya ke kepala pria tua itu. Pria tua itu hanya pasrah karena ini adalah risiko menggelapkan uang perusahaan. Dan pemilik perusahaan sedang mengantarkan kematian untuknya. Ketika dia ingin melepaskan pelatuknya, teriakan terdengar dari ambang pintu seorang gadis mungil dengan rambut lurus dan mata hitam pekat dengan jiwa setengah takut yang menerobos pengawal yang hampir membunuh ayahnya. "Hentikan." Dengan sedikit keberanian, dia menghentikan pria itu. Pria itu berbalik dan menatap orang yang berani menghentikannya. Mata mereka sempat bertemu saat dia berbicara lagi. Tolong jangan bunuh ayah saya; balaslah dendammu pada saya. Untuk melakukan apa pun, saya tidak akan melawan Anda." wanita itu terisak karena dia tidak bisa melihat ayahnya menderita. "Huff, Nona, aku tidak menyangka kamu adalah anak dari si tua bangka ini." Pria itu menatap pria tua itu, yang terbaring tak berdaya karena dipukuli oleh anak buah Alaric. "Apa kamu yakin mau menanggung apa yang dilakukan si tua bangka ini?" tanya pria itu dengan nada meremehkan pada wanita di depannya. "Aku yakin apapun itu, aku akan menanggungnya," kata wanita itu dengan sangat percaya diri, tanpa berpikir bahwa yang ada di depannya adalah iblis. "Tidak, sayang, kamu tidak akan sanggup menanggung apa yang ayahku lakukan," kata pria tua itu kepada anaknya dengan suara tertahan. Wanita itu hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum untuk meyakinkan ayahnya bahwa dia akan baik-baik saja. "Apa yang akan kamu ganti dengan apa? Saya tidak butuh pembantu atau pelacur karena saya bisa membayar mereka." Pria itu berkata lagi untuk menguji apa yang akan dilakukan oleh wanita lemah di depannya. Tasya mengangkat kepalanya dengan sedikit keberanian dan pergi. Wanita itu menjawab, "Dengan nyawaku, itu akan menjadi milikmu." "Oke, cukup menarik, jangan menyesali perkataanmu, hidupmu sekarang akan menjadi milikku." Pria itu menyeringai. Seringai yang memiliki seribu makna di baliknya. Dengan sedikit keberanian, wanita itu menjawab, "Dengan hidupku, hidupmu akan menjadi milikku." "Jangan menyesali perkataanmu, hidupmu sekarang akan menjadi milikku." Pria itu menyeringai. Seringai yang memiliki seribu makna di baliknya. ***** "Kau tidak tahu apa untungnya bagimu. Bunuh saja dia, potong tangannya, dan tembak siapa pun yang berani membawa kabur uang saya." Pria itu memerintahkan orang kepercayaannya untuk membunuh anak buahnya yang membangkang. Seolah-olah dia bisa membunuh siapa saja yang berani menentangnya. Dia adalah seorang pria berdarah dingin, anggota mafia yang paling ditakuti karena kekejamannya, dan siapa yang tahu berapa banyak nyawa yang mati di bawah kekuasaannya? Sayangnya, dia adalah seorang pria yang diciptakan dengan ketampanan, seperti dewa Yunani. Dengan rambut dan mata keemasan, dan mata cokelat cerah yang bahkan dapat melumpuhkan saraf seseorang saat melihatnya. Hidung mancung dengan rahang yang kuat dan bibir yang merah seperti buah ceri. Siapa yang akan percaya bahwa dia adalah seorang mafia? Bahkan wajahnya pun tidak memiliki segala sesuatu yang ada pada karakter mafia sungguhan. Perlu saya tegaskan bahwa nama mafia tersebut adalah Alaric Alvaro, seorang pria yang sudah cukup dewasa karena usianya kini sudah menginjak 27 tahun, usia yang bisa dikatakan cukup muda, dan bisa dikatakan cukup sukses. Selain kiprahnya sebagai mafia, ia juga mendirikan banyak klub malam dan hotel, bahkan wajahnya sudah tidak asing lagi di telinga para pebisnis. "Bos kami membunuh Shawn atas perintahnya, dan kami membuang mayatnya ke danau," kata pria botak berjas hitam dengan kepala tertunduk. "Kerja yang cepat dan cukup bagus; saya akan menambah bonus kalian. Sekarang kamu boleh pergi." Alaric mengusir pria itu, dan tangannya bergerak mengambil sebatang rokok dan menyalakannya. Memandang ke arah kota Manhattan dari kamar suite hotelnya. Anda akan mengira bahwa rumahnya berada di tengah kota, tapi Anda salah; dia tidak sebodoh itu ketika nyawanya terancam oleh para mafia. Dia memiliki rumah di tengah hutan, meskipun tidak ada yang tahu tempat tinggalnya selain pengawalnya, bahkan jika ada yang berani menerobos masuk ke jalannya. Maka mereka akan berakhir di jurang yang curam atau mati sebagai binatang buas. Alaric berasal dari keluarga yang kurang beruntung; ibunya meninggal karena bunuh diri. Ayah Alaric adalah seorang pria yang suka bermain-main dengan wanita. Entah sudah berapa banyak pelacur yang dibawa oleh ayahnya sejak ia masih kecil. Alaric adalah anak yang memiliki mental yang tidak bisa dikatakan baik. hidupnya setiap hari harus melihat ayahnya yang meniduri wanita jalang di depan wajahnya, padahal usianya saat itu masih belum mampu untuk mengetahui apa yang terjadi. Belum lagi ibunya yang suka memukulnya, ketika ia melakukan hal-hal nakal yang bisa dibilang wajar untuk anak seusianya. Alaric melarikan diri saat berusia 17 tahun dari panti asuhan. Saat itu ia bekerja untuk membiayai hidupnya hingga bertemu dengan seseorang yang sudah bisa dianggap sebagai kakek baginya, sang kakek memperkenalkannya pada pekerjaan bawah tanah ini. Pekerjaan ilegal karena di sini ada perdagangan senjata yang bernilai ratusan bahkan miliaran, Sejak saat itu, dia adalah pemimpin mafia yang paling ditakuti, terutama dengan keahlian menembak dan merakit bom. **** Alaric mengemudikan mobil menuju kediamannya. Ferrari hitam mengkilap itu memasuki sebuah hutan, tanpa merasa kesulitan meskipun jika mengikuti jalannya, orang akan bingung dengan banyaknya jalan yang bercabang. Alaric memasuki gerbang rumahnya, gerbang rumahnya tidak ada penjaga karena Alaric menggunakan sistem keamanan sensor khusus untuknya sedangkan penjaga harus menggunakan sidik jari untuk mendapatkan akses masuk. Halaman rumahnya cukup luas dengan taman yang dipenuhi bunga mawar merah dan hitam yang menempel di salah satu dinding rumahnya dan ada juga yang ditanam di taman sebagai hiasan untuk mempercantik halaman rumahnya. Dua orang penjaga menjaga pintu masuk utama, Alaric melangkah masuk tanpa satu pun senyuman di wajahnya. Dering, dering, dering Telepon genggam di sakunya tiba-tiba berdering, mengusik ketenangannya. "Apa!" Alaric mengulurkan tangan kepada orang yang meneleponnya di ujung sana. "Pelan-pelan kawan, kau terlihat seperti orang yang tidak pernah puas" Sean yang berada di seberang sana tertawa melihat sifat dingin sahabatnya. "Untuk apa kau meneleponku." Alaric mendengus kesal sambil menaiki tangga menuju kamarnya. "Aku hanya ingin mengajakmu berpesta dan mencari wanita." Sean adalah sahabat terbaik Alaric "Baiklah, sampai jumpa di klub seperti biasa," Sean berbicara lagi, tidak ingin mendengar jawaban Alaric terlebih dahulu. "Saya sedang tidak ingin keluar malam lagi." Alaric menolak dan segera memutuskan sambungan telepon. Alaric melepaskan pakaian yang dikenakannya, dan melangkah ke kamar mandi, membenamkan diri di Jacuzzi marmer hitamnya yang mewah. Setelah berpakaian, Alaric turun ke lantai bawah untuk menikmati makan malam, sang koki telah menyajikan berbagai macam hidangan yang tidak mungkin dihabiskannya. Alaric sudah terbiasa makan sendirian di meja besar. dia tidak suka makan tanpa ada yang menemani, tapi dia tidak ingin menunjukkan sisi lemahnya. jadi dia sudah dididik seperti ini. Setelah menyelesaikan makan malamnya. Alaric meninggalkan meja makan begitu saja dan menaiki tangga yang mengarah ke barat. Di tempat ruang kerjanya berada, Alaric membuka sebuah pintu yang terbuat dari kayu pemandangan berbagai buku berada di perpustakaan pribadinya. namun bukan itu tujuannya Alaric mendorong sebuah rak buku kayu hingga bergeser. ada sebuah pintu kaca yang dilapisi dengan sistem keamanan yang ketat Alaric memasukan sidik jari dan detektor wajahnya. dan pintu kaca itu terbuka. Ada sebuah meja kerja dari kaca dan sebuah kursi kulit. Alaric duduk di kursinya dan mengambil remote control dan mengarahkannya ke layar di depannya. Sebuah layar muncul yang menunjukkan aktivitas yang terjadi di kantor pusatnya. dan berbagai kamera CCTV yang terpasang di rumah itu tidak luput dari sorotannya. Alaric membuka laporan keuangan hotelnya, ia merasa ada yang sedikit aneh dengan pengeluaran dalam laporan yang ia baca. Alaric bukanlah orang yang bodoh meskipun dia tahu bahwa anjing-anjing penjilat itu bekerja di perusahaannya selama ini, bagaimana mungkin dia bisa tertipu? Dia tersenyum menyeringai muncul di wajahnya yang dingin, tangannya mengepal keras, dan membanting berkas itu ke lantai. "Kau ingin bermain denganku? Kalau begitu aku akan menunjukkan padamu cara bermain yang benar." Seringai mematikan muncul di wajahnya. *****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Penjara Hati Sang CEO

read
7.1M
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
90.8K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.0K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.0K
bc

A Secret Proposal

read
376.2K
bc

My One And Only

read
2.2M
bc

Billionaire's Baby

read
278.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook