bc

Voice of the Babylon

book_age12+
77
FOLLOW
1K
READ
adventure
others
student
drama
humorous
mystery
male lead
realistic earth
supernatural
special ability
like
intro-logo
Blurb

[JANGAN LUPA FOLLOW DAN TAP LOVE SEBELUM MEMBACA]

“Setiap manusia dilahirkan dengan keajaiban dalam diri mereka!”

Children of the Babylon. Sebuah grup band amatir beranggotakan Gan Skuy, Rev 4 Rebellion, Is is Ist, dan Add Me A yang manggung dari taman ke taman. Dari jalan ke jalan. Dari trotoar satu ke trotoar yang lain saat malam. Tujuan mereka hanya satu. Yaitu menghibur orang-orang pinggiran yang tak punya tempat berteduh saat malam.

Sebagai pemilik Voice of the Babylon.

Namun, keutuhan band mulai merapuh. Saat mereka mulai mengetahui identitas dari masing-masing anggota. Kesepakatan apa yang membuat ketiga pemuda+satu pemudi yang tidak saling mengenal itu mampu mendirikan sebuah band? Benarkah semua hanya dikendalikan oleh benang nasib? Sanggupkah mereka tetap bertahan setelah mengetahui identitas masing-masing member dan rahasia di balik Voice of the Babylon?

Cover: Freepict

chap-preview
Free preview
Prolog: Berapa Harga Suaramu?
Apa kalian pikir kalian bisa melakukan semua hal? Heh, aku harap aku punya kepercayaan diri semacam itu. Π      Ģ       Ō       Ť       Ï       Ŧ Ia adalah seorang anak remaja biasa. Pasti akan jadi anak remaja biasa maksudnya. Andai saja tidak perlu dilahirkan dalam kubangan “surge dunia”. Suatu tempat dan situasi yang dianggap oleh manusia di sekitarnya. Sebagai perwujudan suatu kebahagiaan yang tak ada akhir untuknya. HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA !!! Tapi, tidak ada yang abadi di dunia ini. Bahkan untuk surga maupun nerakanya. Semua yang ada di dunia ini sifatnya fana. Anak remaja laki-laki itu melangkah perlahan dari dalam gedung sekolahnya yang mewah. Abhicandra Guinandra International High School. Salah satu sekolah private terbaik di dalam negeri. Yang memiliki visi dan misi untuk mencetak anak-anak terbaik sebagai lulusannya. Anak-anak terbaik yang lahir dari bibit bebet bobot paling baik. Anak-anak yang lahir ke dunia. Dengan sendok emas sudah tersedia di dalam rongga mulut mereka. Seorang pria paruh baya dengan pakaian safari berwarna hitam membuka pintu belakang dari mobil BMW i8 Coupe Hybrid yang menunggu si anak remaja. Anak itu masuk. Klap. Pintu ditutup dan perjalanan pulang menuju rumahnya pun dimulai. “Bagaimana keadaan Anda, Tuan Muda?” tanya si supir pria paruh baya. Melihat keadaan anak majikannya yang tampak kurang sehat di jok belakang. Wajahnya begitu pucat. Tidak heran pihak sekolah sampai menghubungi dirinya. Dan meminta segera datang untuk menjemput. “Saya baik-baik saja,” jawab anak remaja itu seraya menutupi bibirnya dengan punggung telapak tangan yang tertekuk. “Saya ingin tidur,” beritahunya pada si “hamba”. Beranjak menutup dua kelopak mata. Neraka macam apakah yang akan ia saksikan kala membuka mata? Π      Ģ       Ō       Ť       Ï       Ŧ Mobil empat tempat duduk. Dengan mesin seribu empat ratus sembilan puluh sembilan cc ditambah tenaga seratus dua puluh sembilan hp. Dan dimensi empat ribu enam ratus delapan puluh sembilan millimeter. Dengan lebar seribu sembilan ratus enam puluh dua millimeter itu telah sampai di depan suatu kediaman super besar dan mewah. Pintu gerbangnya yang berwarna emas campuran hijau dan biru menjulang tinggi serta lebar. Untuk melindungi segala keagungan yang ada di dalamnya. Suatu dunia yang benar-benar tampak berbeda dengan dunia para rakyat jelata di baliknya. “Tuan Muda, kita sudah sampai,” beritahu pria paruh baya itu. Si anak remaja langsung membuka mata. Tidak tampak tanda orang yang baru bangun tidur padanya. Sepanjang perjalanan ia memang hanya memejamkan mata. Berusaha membuat “kesepakatan damai” dengan rasa sakit yang tengah mencengkram kepalanya. Rasa sakit menggila… yang sepertinya hanya akan jadi pembuka. Untuk terbukanya gerbang dari musibah yang akan segera tiba. Ia keluar dari mobil itu tanpa menunggu si pria paruh baya membukakan pintu. Kepalanya sangat sakit. Yang paling buruk… bukan hanya itu. Sekujur tubuhnya meriang. Panas dan dingin bercampur jadi satu. Pandangan matanya buram. Tak peduli sudah berapa kali ia bersihkan kacamata yang membantu penglihatan. Sekujur tubuhnya lemah. Sangat lemah. “Biar saya bawakan tasnya, Tuan Muda,” tawar si supir pria paruh baya. Hendak meraih tas sekolah anak majikannya yang memiliki model satchel bag. Si anak langsung menarik satu tangan yang ia gunakan membawa tas itu. “Tidak perlu. Terima kasih,” tolaknya. Mempercepat langkah menuju suatu ruangan yang terletak di lantai tiga kediaman. Untuk mempercepat perjalanan ia masuk ke dalam lift pribadi yang berada tidak jauh dari ruang tamu. Membiarkan kotak besi itu membawa ia ke takdir selanjutnya. Π      Ģ       Ō       Ť       Ï       Ŧ Plaaakk! Tamparan adalah hal pertama yang menyambutnya setiba di ruangan itu. Tamparan dan juga tatapan penuh kemarahan. Dari beberapa orang wanita yang sudah terlebih dulu berada di sana. “Kenapa kamu pulang dari sekolah sebelum waktunya?” tanya seorang wanita yang mengenakan gaun dengan model sederhana besutan brand Yves Saint Laurent. “Maafkan aku,” jawabnya. Tak ingin menambah perkara. “Aku sedang sangat tidak enak badan. Aku benar-benar sudah…” Seorang wanita lain yang mengenakan gaun Ralph Lauren langsung menghampiri ia. Dan tanpa permisi menyingsing lengan panjangnya. Coba merasakan suhu yang tengah menguar dari balik kulit anak remaja laki-laki itu. “KAMU PASTI BOHONG, ‘KAN???!!!” tanyanya. “Sama sekali tidak,” jawab anak remaja itu lemas. Menundukkan kepala berusaha menguatkan diri. Akan semua hal yang tengah terjadi. “Suhu tubuhnya normal. Sama sekali tidak panas. Dia pasti hanya sedang membuat alasan agar bisa pulang dan bermalas-malasan,” ucap si wanita Ralph Lauren. Beberapa orang wanita yang berbeda dengan gaun dari brand mewah lainnya itu saling berkumpul dan bergunjing tentang bagaimana anak remaja di hadapan mereka mengarang bebas soal kondisi tubuhnya. Agar bisa melakukan apa pun yang ia suka? “Pssstt… pssstt… pssstt… pssstt… pssstt… pssstt… pssstt…” “Pssstt… pssstt… pssstt… pssstt… pssstt… pssstt… pssstt…” “Pssstt… pssstt… pssstt… pssstt… pssstt… pssstt… pssstt…” Sejak kapan sih semua penyakit itu harus diidentifikasi dari suhu tubuh, batin anak remaja laki-laki itu tak mengerti. Ia benar-benar tak bisa memahami pikiran dari semua wanita “bau tanah” di hadapannya. “Sekarang kamu duduk bersimpuh di lantai! Rentangkan kedua tangan kamu dan lihat lurus ke lutut!” perintah seorang wanita yang mengenakan gaun besutan brand ternama House of Versace. “Saya sedang sakit. Bisa tidak dihukumnya yang lain saja?” tanya anak remaja laki-laki itu dengan intonasi suara yang datar. Tatapan matanya datar. Wajahnya pucat. Bibirnya kering kerontang. Setelah semua itu… apa hanya suhu tubuh yang bisa digunakan untuk menakar kondisi fisik seseorang?!! “Kamu itu tidak sakit!” “Kamu itu baik-baik saja, Nak!” “Kamu itu tidak sakit!” “Jangan berlebihan dalam menyikapi dirimu sendiri. Nanti dia malah jadi manja!” “Dalam hidup kita harus memiliki toleransi akan rasa sakit yang tinggi!” “Apa yang ingin kamu lakukan di masa depan nanti kalau baru seperti ini saja sudah bersikap lemah?” “Kamu tidak sakit!” “Kamu tidak sakit!” “Kamu tidak sakit!” Semua yang mereka katakan… malah hanya membuat anak remaja laki-laki itu merasa semakin lemah. Merasa semakin tidak kuasa lagi mempertahankan kekuatan. Bruuukh. Tubuhnya terjatuh tak sadarkan diri di lantai. Bukan segera menolong atau memindahkan tubuh anak itu ke sofa atau membawa ke kamar tidurnya. Para wanita dengan sasakan rambut yang tinggi dan tampak mulia itu malah diam saja. Memandang sinis ke tubuh tak sadarkan dirinya dengan tatapan curiga. “Sudah pandai berakting ya kamu sekarang,” ucap salah satu dari mereka. “Padahal kedua orang tuanya sedang bekerja keras untuk anak ini,” lanjut yang lain. “Tapi, anak ini malah memilih untuk bersikap santai,” lanjut yang lain. “Ya sudah, sekarang kita biarkan saja dia tidur di bawah sana,” lanjut yang lain. “Aku setuju. Rumah ini tidak akan menyediakan tempat untuk anak-anak dengan sikap mereka yang seenak sendiri,” lanjut yang lain. Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka. Muncullah seorang gadis cantik dengan pakaian seragam sekolah yang sama dengan si anak remaja laki-laki. Rambut panjang ikalnya ia kuncir dua. Membuat penampilannya jadi tampak begitu menggemaskan. “Selamat sore Bibi Adia, Bibi Zaskia, Bibi Maudy, Bibi Siska, Bibi Margaretha, dan Bibi Bianca,” salam gadis yang memiliki kulit kuning langsat itu. “Selamat sore, Nak,” balas Bibi Maudy ramah seraya menebar senyuman menatap si anak remaja perempuan. Gadis itu melongok ke arah tubuh remaja laki-laki yang tengah tak sadarkan diri. Sama seperti keenam wanita di sana. Ia tidak bersikap sebagaimana “mestinya”. “Whaaaa!!! Itu kenapa si Abang tiduran di lantai? Apa dia sudah mati, Bibi? Bibi?” tanyanya menata setiap wajah bibinya. “Tenang saja, Carly. Dia hanya sedang bermain ‘drama’,” jawab Bibi Siska. “Apa kita perlu memanggil pelayan untuk memindahkan tubuh Abang ke tempat yang lebih nyaman untuk berbaring?” tanya gadis bernama asli Carla itu. Bibi Zaskia dan Bibi Adia menggelengkan kepala mereka bersamaan. Menjawab, “Tidak perlu, Carly. Dia bisa pergi ke tempat yang lebih nyaman itu sendiri.” Carla malah mendekati tubuh remaja laki-laki itu. “Apa yang kamu lakukan, Carly? Sebaiknya kamu cepat bersiap agar tidak telat menghadiri pesta malam ini,” nasihat Bibi Bianca. “Tunggu sebentar, Bibi,” balas Carla dengan raut wajah super ramah yang manis seperti gulali. Setelah itu ia dekatkan bibirnya yang indah serta penuh. Tak lupa diwarnai oleh lip gloss berwarna pink. Ke daun telinga remaja yang tadi ia panggil dengan sebutan abang itu. “Kamu lihat apa yang terjadi kan, Kak? Suaramu itu ama sekali tidak ada nilainya di dunia ini.” “…” “Aku akan segera datang, Bibi!” ucapya ceria. Sementara si anak remaja laki-laki itu. Tetap terdiam membiarkan tubuhnya merasakan dingin lantai yang menggigit. Aku… akan baik-baik saja, batinnya lemah. Suara hati memang satu-satunya jenis suara yang bisa dengan bebas ia keluarkan. Sebagai seorang manusia yang lemah!

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

JIN PENGHUNI RUMAH KOSONG LEBIH PERKASA DARI SUAMIKU

read
4.1K
bc

Marriage Aggreement

read
80.7K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
860.2K
bc

Menantu Dewa Naga

read
176.9K
bc

Scandal Para Ipar

read
693.5K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
623.9K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook