bc

CEO Pembaca Hatiku

book_age16+
2.9K
FOLLOW
30.1K
READ
love-triangle
tomboy
drama
comedy
twisted
bxg
first love
soul-swap
supernatural
sassy
like
intro-logo
Blurb

Warning!! Cerita ini mengandung komedi yang receh!!!!

Season 1 (Langit dan Senja)

Bercerita tentang Senja, gadis yang isi pikirannya super berisik dipertemukan dengan CEO pembaca pikiran.

Isi pikiran Senja yang begitu ngaco dan ngalor ngidul membuat Langit yang bisa membaca pikiran jadi begitu penasaran dengannya. Bahkan ia hampir bisa tertawa sepanjang hari kalau memikirkan isi pikiran Senja yang tidak jelas. Hingga perkataan sekertarisnya, Gandhi membuat Langit tersadar kalau ia sebenarnya menyukai Senja.

Season 2 (Anak Langit dan Senja)

Mentari adalah seorang gadis yang mengidap Anxiety disorder. Dia yang memiliki masa lalu kelam dan selalu berada dalam lingkungan keluarga yang toxic pada akhirnya menjadikannya seorang yang suka berpikir buruk. Ia lantas dipertemukan dengan Angkasa, sang CEO yang bisa membaca pikiran, sekaligus penerus perusahaan besar tersebut. Karena suatu kejadian, mereka pun saling berhubungan. Mentari menyamar sebagai laki laki dan menjadi asisten pribadi Angkasa.

Venus adalah adik Angkasa yang masih SMA, ia memiliki kemampuan membaca pikiran yang selalu menggunakan kemampuannya itu untuk menyelesaikan berbagai macam kasus di sekolahnya, namun suatu ketika Venus berhadapan dengan musuh bebuyutannya. Dari sana kisah manis antara mereka berdua pun terjalin.

Bukan hanya itu saja namun yang tak kalah menarik adalah perjalanan cinta Nadia dan Ezra.

Photo from Stary.

chap-preview
Free preview
Anak kedua
Waktu tak terasa sudah pertengahan bulan lagi, Senja yang biasa menikmati masa masanya sebagai pengangguran kelas berat di rumah sering bablas tidur setelah shalat subuh. Nikmat sekali rasanya, hingga akhirnya sang ibu yang sejak tadi pagi sibuk menjahit pun langsung berkoar mengepret sang anak dengan air. "BANGUN SENJA! YA AMPUN! UDAH SIANG!" pekik ibunya, Riska. Yang terus mengepret wajah Senja dengan air di gayung. Tak ada yang Senja lakukan selain berkeliat lalu kembali menarik selimutnya tanpa dosa. Ibunya menarik kembali selimutnya, dan akhirnya mereka pun jadi tarik tarikan selimut. "Bangun enggak? Kalo enggak ibu guyur kamu!" ancam Riska. "Duh, emang kenapa sih bu? Aku tuh masih ngantuk." ujar Senja dengan mata yang masih terpejam. "Kamu nih anak cewek! Mentang mentang nganggur jadi seenaknya. Liat kakak kamu Hana, dia bisa punya rumah sendiri, kerja di perusahaan terkenal dan punya pacar anak orang kaya lagi. Lah kamu apa? Pengangguran kelas berat iya!" ujar Riska. Selalu begitu, ibunya pasti selalu membandingkan ia dengan anak pertama kesayangannya. Padahal ia masihlah anaknya. Anak kedua yang dulu sempat dimanja manja dan anggap sebagai anak terakhirnya. Sampai akhirnya si bontot berojol dan lengkap sudah penderitaan Senja. Ia benar benar telah menjadi anak yang dikhianati oleh kedua orang tuanya. Setelah mandi, Senja kembali ke kamarnya yang berantakan dan tak terurus, sampai beha dan celana dalam saja berserakan di lantai. Kecoa terlentang dikamar ia abaikan. Ia melihat ke arah jam dinding dan melamun kemudian menguap. "Enggak enak banget sih nganggur. Hampir semua perusahaan sudah aku lamar. Tapi hasilnya nihil. Ini mah alamat kena bully terus di rumah. Pengen keluar gitu dari rumah. Terbang jauh ke langit yang tinggi tapi enggak mau terlalu tinggi juga sih takutnya enggak bisa pulang. Gini gini aku masihlah anak rumahan. Enggak mungkin jauh jauh dari rumah. Ibaratnya kayak kura kura, yang enggak bisa hidup tanpa rumah, ceileh Senja bahasa lo pake segala bawa kura kura." pikir Senja panjang. Senja melihat ponselnya dan buka Facebook. Ia melihat grup lowongan pekerjaan dan scroll seluruh postingan didalam grup itu. Banyak postingan tentang info lowongan pekerjaan disana salah satunya adalah postingan lowongan sebagai office girl di PT Langit corporation. Penasaran dengan perusahaan Langit corporation, ia pun mencari di google pencarian tentang perusahaan tersebut. Senja melihat ada banyak artikel yang membahas tentang perusahaan itu dan ia klik yang paling atas. Disana dijabarkan banyak penjelasan mengenai Langit corporation. Itu adalah perusahaan tekstil terkenal yang memiliki banyak cabang perusahaan tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan produksi ekspor mereka sudah mencapai berbagai negara seperti Amerika, Jerman, Prancis, Italia, Arab saudi, Pakistan, Malaysia, Singapura, Jepang dan Korea Selatan. Dan yang paling mengejutkannya lagi adalah pemilik perusahaan itu ternyata seumuran dengannya yaitu 25 tahun. Senja merasa aneh, kenapa bisa semuda itu pemilik perusahaan ternama macam Langit Corporation? Bahkan setahunya semua direktur itu kebanyakan tua tua. Senja pun mengirim CV ke alamat email Langit Corporation dengan semangat. Tapi menjadi OB? Pasti nanti disuruh cuci piring, buat teh, seduh kopi, membersihkan WC, menyapu, mengelap muka eh meja, sedot tinja, sedot lemak, sedot ingus dan lain sebagainya. Senja merasa benar benar tidak ada pilihan lain. Ia hanya ingin bekerja detik ini juga meskipun harus menjadi OB sekalipun! Esok paginya, ada email balasan dari Langit corporation yang berisi undangan wawancara. Senja pun merasa amat senang melihat ini. "Yehaa! Ada wawancara juga setelah sekian abad! Makasih ya Allah." Senja menciumi ponselnya berkali kali. Padahal belum lama ia membanting ponselnya sampai retak gara gara tidak pernah ada panggilan wawancara. Esok paginya Senja sudah rapih mengenakan baju putih dan hitam. Ia cepat mengendarai Honda beat keluaran 2010nya dan langsung tancap gas melintasi jalan raya. Didepan gedung berpuluhan tingkat Senja mengucek ngucek matanya sambil terpukau melihat Gedung Langit Corporation, sangat tidak disangka. Ia akan menjadi karyawan di perusahaan elit seperti ini?! Senja merapikan poni rambutnya dan berjalan masuk ke dalam gedung Langit Corporation dengan pede. Ia bertanya pada resepsionis. "Mbak, saya mau wawancara." ujar Senja. "Bisa perlihatkan undangan interviewnya?" tanya resepsionis. Senja langsung menunjukkan isi emailnya lalu setelahnya ia disuruh menunggu di lobi, duduk sambil takjub melihat suasana kantoran disekitarnya. "Senja tarik nafas dalam dalam lalu keluarkan, tarik nafas dalam dalam lalu keluarkan. Usahakan jangan kentut ya kali ini. Haha ya kali aku ngentut di tempat kayak gini. Tolong deh kenapa jadi ngomongin kentut sih. Ini bukan dirumah! Oh iya mana sih direktur Langit? Apa dia ada diatas langit sesuai namanya? Penasaran orangnya kayak gimana. Pasti unyu, menggoda, eksotis, langka, memuaskan dahaga, cetar membahana badai." batin Senja dengan semangat. Ia terus senyam senyum sendirian saat memikirkan hal itu. Seorang cleaning service melihat Senja yang senyum sendirian. Senja yang tersadar dilihatin langsung mengulum bibirnya dan mengalihkan wajah ke arah lain. Mbak resepsionis tadi pun berjalan mendekati Senja. "Mbak disuruh menemui HRD ya, namanya pak Zainal. Di lantai dua ruangan berpintu merah sebelah kanan." ujar resepsionis. "Baik mbak. Makasih ya mbak." Senja pun pamit pergi. "Pak Zainal? Maksudnya pak Zainal Abidin guru ngaji aku waktu SD? Enggak enggak Senja, kenapa jadi mikirin guru ngaji sih? Ini tuh HRD. Fokus senja!" Tiba tiba Senja yang sudah berjalan menjauh dari lobby bertabrakan dengan seorang pria tinggi yang wajahnya bening bening seperti air le minerale, ada manis manisnya. Bukan hanya manis tapi tampan, hidung mancung, alis tebal dan struktur wajah yang sempurna. Siapa gerangan malaikat ini. "Mas mau tanya, pakai pembersih apa sih mukanya sampe licin begitu. Bahkan kutu aja bisa kepeleset kalo jalan di muka mas." batin Senja langsung disenyumi oleh pria itu. Senja coba menyadarkan dirinya dan memungut tasnya yang semula jatuh. "Ma,maaf pak saya enggak sengaja." ujar Senja menunduk dan langsung pergi menuju lift. Ternyata pria yang barusan ia tabrak juga masuk ke dalam lift itu, hingga lift tertutup, suasana diantara mereka pun sangat canggung. "Jodoh, jodoh, jodoh. Pasti kita jodoh. Buktinya bisa satu lift bersama, abis satu lift nanti kita satu rumah bersama ya mas?" batin Senja sambil senyam senyum. Pria ini tampak menutupi bagian bawah hidungnya, seperti sedang menahan tawa. Namun Dimata Senja pria ini seperti memegang hidung. "Kenapa sih megangin hidung mulu mas? Memangnya saya bau?" tanya Senja dalam hati. Ia diam diam ciumi ketiak kanan dan kirinya, memastikan badannya tidak bau. "Saya tahu mas situ ganteng, wangi, keren, banyak yang demen dibanding saya yang cuma kutu rambut, yang jarang pakai minyak wangi kecuali hal penting doang. Tapi gini gini saya mandi kok, satu hari sekali, itu juga kalo enggak dingin hehe. Tapi saya punya prinsip mas, kalo saya udah punya suami, saya bakal rajin mandi. Soalnya takut disangka kambing." ujar Senja dalam hati. Pria ini benar benar tidak sanggup menahan tawa. Lift sampai di lantai dua dan pintu lift terbuka, Senja melihat ke arah pria disampingnya yang terus memegang bawah hidungnya. "Dah mas ganteng, kalo kita berjodoh. Kita pasti akan bertemu lagi." ujar Senja dalam hati, ia segera keluar dari dalam lift meninggalkan pria barusan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
9.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
85.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook