bc

AMAZING LOVE LIKE JEWEL CHANGI

book_age16+
1.1K
FOLLOW
25.6K
READ
love-triangle
love after marriage
arrogant
goodgirl
powerful
CEO
drama
bxg
city
office lady
like
intro-logo
Blurb

PLEASE FOLLOW FOR UPDATED STORY

The sequel to the novel My Love Lost & Grew In Hong Kong

Aku terpaksa menikah dengan Albert Ma setelah mengetahui bahwa diriku sedang hamil anaknya karena kejadian yang tak diinginkan malam itu. Dan aku harus menjaga pasien vegetatif parsisten selama bertahun-tahun sepertinya karena ulahku yang membela diri. Namun disaat pasien itu telah sadarkan diri, aku malah tidak rela pergi meninggalkannya meski ia tidak pernah mencintaiku. Karena kami menikah bukan karena cinta, tapi karena keadaan.

- Allura Gibson -

****

"Jangan menangis. Sejauh apa pun kita berpisah, kita akan kembali bertemu di sini. Di Jewel Changi ini."

- Albert Ma -

chap-preview
Free preview
BAB 01 - AMAZING LOVE LIKE JEWEL CHANGI.01
PROLOG “Allura, apa hari ini kamu sibuk?” kakakku bertanya padaku dari seberang telepon. “Tidak, Kak. Kenapa?” “Sore ini ada rekan bisnisku dari London datang ke Singapore. Ia juga memiliki perusahaan besar di sini. Aku ingin kamu membantuku untuk menjemputnya ke Changi Airport.” “Apa tidak ada orang lain yang bisa menjemputnya? Bagaimana dengan Felix?” Aku menjawab dengan perasaan malas. “Felix ikut perjalanan bisnis denganku. Sedangkan yang lainnya tengah sibuk di perusahaan. Kamu tahu sendiri, perusahaan kita saat ini sedang menghadapi masalah. Tamu ini sangat penting bagiku dan perusahaan kita. Ia adalah harapan kita satu-satunya untuk memperbaiki kerugian yang di alami perusahaan kita.” “Seberapa pentingnya orang itu?” Aku bertanya dengan santai. “Sangat penting. Kamu harus bisa melayani dan menjamu Tuan Albert Ma dengan baik. Aku tidak ingin kerja samaku dengan Perusahaan Ma dari London itu gagal. Aku sangat berharap rencana kerja sama perusahaan kita dengannya berjalan dengan baik.” “Baiklah, Kak. Aku akan membantumu. Tapi dengan satu syarat.” Aku yang masih berbicara dengan kakakku yang ada di seberang telepon tersenyum licik. “Apa?” “Kamu harus meminjamkan aku mobil sportmu itu.” Kakakku Armand Gibson terdiam cukup lama. Aku juga bisa mendengar suara helaan nafas dari seberang sana. Dengan penuh semangat aku kembali bertanya, “Bagaimana?” “Huffft… Baiklah. Tapi aku juga ada syarat untukmu. Kamu harus mengendarainya dengan baik karena itu adalah mobil kesayanganku.” “Baiklah. Kakak tenang saja. Aku akan mengendarainya dengan baik.” “Satu lagi, jangan bertindak aneh-aneh dengan tamuku. Atau aku akan memotong belanja bulananmu.” “Siap Boss.” “Bagus. Lakukan tugasmu dengan baik. Aku harus menutup teleponnya karena pesawat akan take off. Jaga dirimu baik-baik. Sampai jumpa.” “Sampai jumpa Kak. Hati-hati di jalan.” Awalnya aku hanya mengikuti permintaan kakakku Armand Gibson untuk menjemput rekan bisnisnya yang baru datang dari London, karena ia sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri. Aku juga diminta untuk menemani dan menjamu Tuan Albert Ma, seorang pria yang merupakan pemilik Ma’s Corp, salah satu perusahaan besar dan terkenal di Singapore ini. Selain itu, Ma’s Corp juga menjadi harapan terakhir perusahaanku yang sedang berada di ambang kemunduran. Selama kakakku Arman Gibson dalam perjalanan bisnis untuk beberapa hari, tugasku adalah menemani dan mengantar Tuan Albert Ma kemana pun ia pergi. Meski ia memiliki perusahaan di Singapore ini, tapi ia baru pertama kali datang ke sini. Karena di sini adalah anak perusahaan Ma’s Corp, sedangkan pusatnya ada di London. Aku selalu mengantar dan menjemputnya, bahkan menemaninya bertemu dengan teman lamanya di club. Hingga suatu malam aku mengantarnya pulang ke rumah mewahnya dalam keadaan mabuk. Dan itu adalah akhir dari kebebasanku. Sebuah kesalahan telah terjadi saat aku mengantarnya pulang ke rumahnya. Ia yang mabuk dan di luar kendali dengan paksa merebut malam pertamaku. Karena hal itu, aku yang merasa ketakutan pun memukulnya dengan sebuah benda keras hingga ia terluka. Apa yang aku lakukan pada Tuan Albert Ma yang telah merebut malam pertamaku, adalah sebuah pembelaan diri. Namun pembelaan diriku menjadi malapetaka bagiku dan keluargaku. Aku terpaksa menikah dengannya yang tak tahu kapan sadarkan diri untuk menyelamatkan keluargaku dari tekanan serta kemarahan dari keluarga Ma dan Saralee karena ulahku. Aku telah memperburuk keadaan keluargaku serta menyulitkan diriku sendiri karena telah mencelakai putra tunggal keluarga Ma. -Allura Gibson- **** Aku sangat kaget mendengar berita yang baru saja aku dengar. Rasanya baru kemarin aku mengantar kekasihku Albert Ma ke bandara untuk perjalanan bisnisnya. Ia berjanji padaku akan segera kembali pulang ke London. Namun karena ayahnya Tuan Billy Ma menugaskannya untuk mengurus perusahaan yang ada di Singapore, ia harus berada di sana cukup lama. Meski kemungkinan besar ia harus menetap di sana, tapi ia telah berjanji padaku untuk sering mengunjungiku ke London. Namun mendengar berita yang di sampaikan oleh adiknya Freya Xander bahwa Albert Ma menikah pada hari ini dalam keadaan tak sadarkan diri, membuatku merasa di sambar petir di siang bolong. Aku tidak menyangka ia akan mengalami hal buruk ini. Aku tidak menyangka ia akan menikah begitu cepat. Dan itu bukan denganku, tapi dengan wanita lain. Padahal kami telah berjanji akan menikah dan hidup bersama. Semua angan-angan dan harapanku lenyap dalam sekejap mata. Aku menghempaskan tubuhku ke atas tempat tidurku dengan perasaan yang sangat hancur. Hatiku terasa hancur berkeping-keping mengetahui semua yang telah terjadi. Cintaku telah pergi meninggalkan aku. Cintaku telah direbut oleh wanita lain yang telah mencelakai kekasihku. Kenyataan pahit apa ini? Apakah aku harus bahagia atas pernikahan pria yang aku cintai? Apa aku harus menerima ini semua dan menelan pil pahit ini dengan ikhlas? Aku rasa itu sulit. Dan seketika terlintas di benakku untuk mengakhiri hidupku yang aku rasa tak berguna lagi. Dengan segera aku bangkit dari tempat tidurku. Kemudian melangkah menuju meja yang ada di sudut ruangan dengan air mata yang berlinang begitu deras. Aku membuka laci meja itu yang berisi berbagai peralatan. Dan aku menemukan sebuah pisau di dalamnya. Aku sempat terdiam cukup lama menatap pisau yang kini ada di tanganku. Ada sedikit ragu di benakku untuk mengakhiri hidupku. Namun rasa kecewa dan putus asa di dalam hatiku mengantarku pada keputusanku yang terakhir. Aku ingin mengakhiri hidupku jika tidak bisa bersama Albert Ma lagi. Tanpa berpikir panjang lagi, dalam sekejap aku melayangkan pisau yang tajam itu ke nadi yang ada di pergelangan tanganku. Seketika darah segar bercucuran menodai pakaianku dan juga lantai kamarku. Dan di saat aku hampir saja kehilangan kesadaran, terdengar suara terikan dari arah pintu kamar. Hingga akhirnya pandanganku yang tadinya mengabur kini telah menggelap. “Violeta… Violeta… Apa yang terjadi putriku? Putriku jangan tinggalkan kami…” Ibuku menangis histeris. -Violeta Winston- **** Aku membuka mataku dengan perlahan, terlihat suasana kamar yang temaram di sekelilingku. Dengan sekuat tenaga aku berusaha untuk bangkit dari tempat tidur, namun tubuhku yang tak berdaya tak mampu menopangnya. Aku tidak tahu sudah berapa lama aku tertidur di atas tempat tidur ini. Dari sudut ruangan terdengar suara seorang wanita yang menyapaku, “Albert, kamu sudah sadarkan diri?” Aku menoleh ke arah dari mana suara itu berasal. Terlihat seorang wanita dengan wajah yang sangat familiar melangkah dengan segera menghampiriku bersama seorang anak laki-laki kecil di sampingnya. Anak laki-laki yang ada di sampingnya itu terlihat sangat mirip denganku. Dengan suara renyahnya bocah kecil itu berkata, “Mommy, apa Daddy sudah bangun?” “Ya, Sayang. Daddy baru saja bangun. Kamu tunggu di sini sebentar, Mommy akan memanggilkan dokter.” Dengan perasaan kebingungan aku pun bertanya dengan mata membola, “Siapa kalian?” Wanita itu terdiam cukup lama menatapku penuh arti. Sedangkan anak kecil itu kembali bersuara, “Apa Daddy tidak mengenaliku, Mommy?” Wanita itu membungkukkan tubuhnya dan tersenyum menghibur bocah kecil tersebut. “Sayang, sekarang kembalilah bermain keluar. Mommy ingin bicara dengan Daddy.” Aku hanya menatap lekat sikap kedua orang yang ada di hadapanku. Aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi selama ini. Wanita ini adalah Allura Gibson, wanita yang waktu itu telah memukulku. Dan anak kecil itu memanggilku dengan kata “Daddy”. Apa yang sedang terjadi? Sudah berapa lama aku terbaring di tempat tidur ini? Segala pertanyaan berkecamuk di benakku. -Albert Ma-

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Wedding Organizer

read
46.3K
bc

My Hot Boss (Indonesia)

read
659.9K
bc

Marrying Mr. TSUNDERE

read
379.8K
bc

The Seed of Love : Cherry

read
111.0K
bc

Ay Lub Yu, BOS! (Spin Off MY EX BOSS)

read
263.3K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.0K
bc

Loving The Pain

read
2.9M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook