bc

Dimana Sebuah Keadilan

book_age18+
28
FOLLOW
1K
READ
adventure
others
student
serious
genius
realistic earth
school
slice of life
like
intro-logo
Blurb

Semua orang lebih sibuk dengan sosial media yang ada di ponselnya sehingga mereka hanya melihat tapi mereka tidak bisa membantu menegakkan keadilan dan menghentikan kejahatan, meskipun sebuah kecurangan ada dan merajalela di hadapan mereka.

chap-preview
Free preview
Dimana Sebuah Keadilan
Ben seorang pria yang sekarang hidup tanpa orang tua yang entah kemana orang tua Ben pergi terus saja berjuang dengan tangannya sendiri agar Ben bisa hidup berkecukupan sampai saat ini dengan Ben yang memiliki penghasilan dari usahanya menjual jasa dirinya untuk bekerja ke orang lain, untungnya Ben cukup mahir menggunakan laptop yang di milikinya sehingga Ben bisa memanfaatkannya untuk mencari penghasilan. Tapi dalam hati nya Ben cukup mengeluh dengan Ben yang kesulitan karena harus hidup dalam kesendirian seperti ini, beberapa orang tak mengalami hal yang sama seperti Ben yang begitu sulit untuk mendapatkan apa yang Ben inginkan, karena Ben bukan orang yang memiliki banyak uang, Ben adalah orang yang memiliki pekerjaan yang begitu membuat Ben berpenghasilan pas-pasan untuk mencukupi hidup Ben, tapi itu tak membuat Ben merasa iri dengan apa yang orang lain punya Ben lebih merasa, dan berpikir mengenai Ben yang bisa hidup seperti ini saja Ben harus sudah sangat bersyukur, dan melihat dengan mata yang lebih jeli. Meskipun Ben kesulitan karena hidup sendirian masih ada orang yang bernasib lebih buruk dari Ben, sehingga hal itu tak membuat Ben kembali mengeluh dengan apa yang Ben miliki, dan bisa dapatkan. Dan Ben kembali harus bersyukur, karena saat ini meskipun tak ada orang tua Ben yang melengkapi hidupnya, Ben bisa merasakan sedikit perhatian dari gurunya yang ada di sebuah perguruan dimana Ben tinggal. Saat itu Ben tak tinggal di rumahnya, dan Ben lebih memilih untuk tinggal di perguruan yang menjadi tempat Ben berlatih bela diri, Ben lebih memilih tinggal di sana karena Ben berpikir jika Ben ikut tinggal di perguruan Ben akan bisa memanfaatkan waktunya dengan lebih baik, dan berguna dengan Ben bisa bekerja membantu gurunya untuk mengurus perguruan. Yang lebih Ben sukai tinggal di perguruan karena dengan bekerja membantu gurunya mengurus perguruan terkadang gurunya berbaik hati untuk memberikan Ben uang sebagai upahnya yang membantu gurunya yang bernama Ster tersebut membersihkan, dan mengurus perguruan. Saat itu selain Ben memiliki kesibukan menjadi seorang murid bela diri Ben menjadi mahasiswa di salah satu kampus yang ada di kota tersebut, Ben begitu semangat menjalani hari-harinya yang bisa di bilang sibuk, karena memiliki 2 kegiatan yang wajib Ben lakukan, dan terkadang jika sedang memiliki pekerjaan dari orang yang ingin menggunakan jasanya Ben menjadi memiliki 3 kegiatan yang tentu nya harus Ben selalu lakukan, tapi Ben tak merasa berat dalam melakukan semua itu karena Ben memiliki mimpi, dan cita-cita yang begitu tinggi dalam hidupnya sekarang. Ben begitu berambisi untuk menjadi salah satu hakim pengadilan di negeri ini, sehingga seberat apa pun beban yang Ben pikul Ben tak pernah merasa lelah melakukan semuanya, meskipun jujur saja jika Ben pernah mengeluh dengan kehidupan nya yang terasa cukup berat karena ditinggal oleh orang tuanya hidup sendiri dari Ben yang masih duduk di bangku SMP, Ben yang begitu merasa terpukul kadang mengeluh dengan kehidupannya tersebut. Tapi pada akhirnya semua itu tak Ben pikirkan panjang dan hanya sebuah pemikiran bodoh yang kadang hinggap di kepalnya untuk merusak cita-cita Ben yang begitu mulia sebagai hakim pengadil yang benar-benar akan mengadili segala urusan yang Ben hadapi, sehingga dengan pikiran positif nya Ben bisa mengangkat kepalanya dan langsung saja kembali semangat dalam menjalani hidupnya yang jika di pikir memanglah penuh luka yang ada dalam hatinya karena tak ada orang tua yang memberikannya semangat, dan kasih sayang. Tanpa memikirkan itu semua kembali Ben pun langsung saja menjalani hari-harinya kembali dengan semangat yang ada dalam dirinya. Meskipun saat ini Ben masih menjadi mahasiswa, Ben begitu sangat berambisi untuk meraih cita-citanya menjadi seorang hakim dengan alasan yang begitu mulia. Ben begitu ingin mengadili seseorang dengan sangat adil karena sejauh ini Ben begitu melihat banyak ke-tidak adil-an yang terjadi di dunia ini, salah satu yang Ben pikirkan mengenai orang kaya yang melakukan kejahatan besar, seperti melakukan kejahatan yang berhubungan dengan korupsi, narkoba, bahkan penganiayaan yang bisa di hukum berat, tapi orang yang melakukan kejahatan tersebut bisa dengan mudah mengubah hukum berat yang akan di hadapinya menjadi ringan, dan lain halnya dengan seseorang yang tak memiliki apa pun ( miskin ) begitu sangat mudah terjerumus ke dalam sebuah hukuman berat yang akan di hadapinya tanpa ada pembelaan, atau apa pun hukuman tersebut begitu sangat mudah menghampirinya. Ben pernah melihat seorang anak kecil yang mencuri sebuah sendal jepit di sebuah kampung, pada akhirnya anak tersebut langsung saja menjadi tersangka dan di hukum berat, bahkan hukumannya pun tentu saja mengenai tindak pidana pencurian, dan seorang nenek yang juga mencuri sebuah kayu di hutan, tapi ternyata hutan tersebut sudah di miliki oleh perusahaan sehingga nenek tersebut pun kembali menjadi tersangka, dan hukumannya pun kembali berjalan sangat cepat tanpa ada sebuah pembelaan atau apa pun sehingga nenek tersebut pun langsung saja mendapatkan hukuman, dengan pasal pencurian. Lalu sebuah kasus yang sangat Ben ingat sampai sekarang mengenai orang yang berduit, orang yang memiliki kekayaan. Kejadian tersebut terjadi karena kelalaian seorang anak remaja yang belum cukup umur mengendarai sebuah mobil, tapi saat itu kejadian tersebut terjadi dimana seorang anak muda yang belum cukup umur, tentunya tak memiliki surat izin mengemudi tapi tak tanggung-tanggung remaja tersebut menjalankan mobilnya di sebuah kota, dan memasuki sebuah jalan tol, sehingga kelalaian tersebut berakhir dengan kecelakaan yang mengakibatkan beberapa orang tewas, dan remaja tersebut pun di larikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan beruntung saat itu remaja tersebut masih bisa sadar, dan akhirnya di selamatkan di rumah sakit, meskipun keadaannya cukup parah karena kecelakaan yang menimpanya. Meskipun begitu tetap saja beliau itu adalah tersangka yang lalai dengan aturan lalu lintas sehingga saat beliau masih sangat muda dan belum cukup umur untuk mengendarai mobil beliau pun memaksakannya sehingga terjadilah kecelakaan, yang bahkan mengakibatkan hilangnya nyawa beberapa orang. Setelah itu remaja tersebut pun menjadi tersangka karena kasusnya tersebut dengan sebuah pasal yang berlapis, karena kesalahannya yang memang melanggar beberapa aturan, sampai remaja tersebut pun di sidang dengan dakwaan yang menuntutnya bertanggung jawab, dan tentu saja dengan pasal berlapis yang di dapatkan akibat kecerobohannya. Karena kesalahannya tentu saja remaja tersebut harusnya di tahan karena memang melakukan tindak pidana, tapi pada akhirnya remaja tersebut sebentar saja tak merasakan dinginnya lantai penjara, dengan tenang nya remaja tersebut seperti tanpa dosa apa pun bebas saja dari jeratan hukuman penjara yang harusnya dia dapatkan karena tindakan nya yang melanggar, dan melakukan tindak pidana. Sampai setelah melihat berita tersebut Ben begitu bingung dengan dunia ini, apa mereka tak punya hati? atau apa mereka sudah kehilangan akal? Mereka begitu mudah menjatuhkan hukuman yang berat kepada rakyat miskin, tapi mereka begitu berat menjatuhkan hukuman kepada orang yang berduit, orang kaya. Sampai Ben pun merasa geram dengan hal itu sehingga dengan tekadnya saat itu Ben begitu ingin menjadi seorang hakim yang akan di minta untuk mengadili setiap perkara yang ada dengan sebenar-benarnya, dan dengan sejujur-jujurnya Ben akan begitu sangat adil dalam mengerjakan tugasnya menjadi seorang hakim. Itulah sebabnya meskipun sekarang Ben begitu harus sengat bekerja keras agar bisa terus hidup, dan agar bisa terus kuliah hingga dirinya berhasil lulus, dan belajar kembali sampai dirinya bisa berhasil menjadi seorang hakim, agar bisa mengadili setiap permasalahan yang harus dia adili dengan seadil-adilnya tanpa memihak ke orang miskin, apalagi orang kaya. Itulah cita-cita mulia Ben saat ini sampai Ben bekerja mati-matian dengan sangat keras agar dirinya bisa bekerja, dan terus kuliah hingga lulus dan dirinya bisa mengejar cita-citanya menjadi seorang hakim. Suatu hari Ben sedang berlatih dengan gurunya yang saat itu tentu saja Ben begitu fokus dengan latihan yang di lakukannya, tapi di luar terdengar suara kendaraannya yang membunyikan klaksonnya dengan sangat keras sampai Ben dan Ster pun terkejut, sehingga langsung mencoba keluar dari perguruan untuk melihat hal itu. Dan saat Ben keluar bersama Ster mencoba melihat apa yang sebenarnya terjadi, saat itu mereka melihat jika ada sebuah tragedi di mana sebuah motor terguling dengan pengendaranya saat itu yang terjatuh, terlihat saat itu motor tersebut terguling di depan mobil yang tentu saja hal itu mengundang pikiran Ben, menyangka tentu saja kejadian ini di karena-kan sebuah mobil tersebut mungkin terburu-buru, atau keliru sehingga menabrak motor tersebut hingga terjatuh. “ guru, aku berpikir,” “ Ya Ben, aku juga berpikir seperti itu, tak mungkin sebuah mobil bisa sampai terpental jika tersenggol oleh motor, tapi tentu saja mobil tersebut yang sepertinya menabrak motor yang sekarang terjatuh di hadapannya. Tapi kita tak bisa menyangka hal yang belum jelas kita ketahui kebenarannya Ben, ayo kita coba dengarkan pengakuan dari sopir mobil, atau motor tersebut,”ujar Ster langsung saja bicara seperti itu, dan menyuruh agar Ben tak menyangka hal yang belum jelas dia ketahui, dan langsung saja mengajak Ben untuk mendengarkan kebenaran yang terjadi dari pengendara tersebut saat itu. “ Ya tentu guru,”jawab Ben, dengan langsung saja ikuti Ster yang saat itu menghampiri pengemudi yang mengalami kecelakaan tersebut. Saat Ben dan Ster menghampiri orang yang mengalami insiden tersebut, pengendara mobil itu sudah keluar bicara jika dia tak salah dan yang salah adalah pengendara motor tersebut, yang tak sabar karena menyalip mobil tersebut dengan tak beraturan, dan bisa menyebabkan kecelakaan ini terjadi, dan membela dirinya yang tak salah saat itu. Tapi pengendara motor tersebut juga bicara jika semua itu bohong, dan menceritakan apa yang terjadi. Pemotor tersebut menjelaskan jika dirinya hendak berbelok ke sebelah kiri, bahkan dirinya sudah memberikan tanda jika dirinya akan berbelok tapi tiba-tiba mobil yang di belakangnya tersebut menabraknya sehingga kecelakaan tak terhindarkan. Sampai tentu saja mendengarkan kedua cerita mereka membuat kita semua yang mendengarkan menjadi kebingungan, karena tak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Sampai saat itu Ben melihat ke sepeda motornya yang sudah di amankan, di pindahkan ke pinggir jalan agar tak terus mengganggu pengguna jalan lain yang lewat saat itu. Tapi sebelum motor tersebut di amankan, Ben melihat jika lampu sein kiri lampu motor tersebut menyala, sehingga muncul pemikiran jika sepertinya pengendara motor tersebut menceritakan kejadian yang sebenarnya. Tapi karena masalah ini tentu saja bukan masalah kecil kedua pengendara tersebut saling keras kepala dengan bercerita mengenai insiden tersebut dengan cerita yang berbeda, kami semua pun mencoba membawa mereka ke sebuah rumah warga untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan tentu saja mencari jalan keluar untuk masalah tersebut. Sehingga kedua belah pihak pun tanpa beralasan langsung saja setuju, agar masalah ini di musyawarahkan dengan baik-baik di sebuah rumah warga yang saat itu bersedia untuk menyelesaikan masalah ini secara baik-baik. Saat warga dengan pengendara motor sudah sepakat untuk pergi ke rumah yang akan menjadi tempat musyawarah pengendara mobil pun bicara untuk terlebih dahulu mengamankan mobilnya, tentu saja itu hal yang benar tapi warga pun tak begitu mempercayainya karena takut pengendara mobil tersebut kabur, jadi beberapa warga yang tadi menyaksikan insiden tersebut diminta untuk berdiam diri menjaga pengendara mobil tersebut agar dirinya tak sampai kabur dan tak bertanggung jawab dalam insiden yang menyangkut nya tersebut, sampai tentu saja saat itu beberapa warga pun menunggunya mengamankan mobilnya terlebih dahulu. “ Ayo Ben sepertinya mereka sudah di bantu warga untuk menyelesaikan masalah mereka, kita lebih baik masuk,”ujar Ster mengajak Ben masuk. “ Ya baik guru,”jawab Ben. Saat itu Ben langsung saja berbalik berniat untuk masuk ke dalam perguruan kembali seperti apa yang di katakan Ster, saat Ben sudah beberapa langkah berbalik, entah kenapa Ben saat itu reflex langsung kembali menoleh ke arah pengemudi mobil tersebut. Dan setelah Ben menoleh ke arah pengendara mobil tersebut ada kejadian yang membuat Ben terdiam melihat terus ke arah pengemudi tersebut, Ben melihat saat itu pengemudi mobil tersebut berbincang dengan beberapa warga yang saat itu menjadi orang yang membantu pengemudi tersebut, dari jauh Ben terus saja memperhatikan itu sampai setelah sudah beberapa saat Ben memperhatikan mereka yang berbincang tersebut, pengendara mobil tersebut langsung saja mengeluarkan uang dari dompetnya dan saat itu pengendara mobil tersebut langsung saja memberikan uang kepada beberapa warga tersebut. Dengan berterima kasih kepada pengendara mobil tersebut, beberapa warga tersebut pun langsung saja sepertinya menunjukkan arah untuk pengendara mobil tersebut pergi ke rumah yang dimaksud mereka untuk bermusyawarah mencoba menyelesaikan insiden ini. Dan tentu saja mereka langsung pergi dengan pengendara mobil tersebut yang ikut dengan mereka. Saat itu tiba-tiba Ben berpikir terjadi hal yang tak beres barusan sampai Ben pun langsung saja bicara kepada Ster jika dirinya akan keluar sebentar, berdalih ingin membersihkan jalan yang saat itu berserakan belahan kaca dari motor yang terjatuh tersebut. Sampai Ster pun tak curiga dengan perkataan Ben tersebut dan langsung saja membiarkan Ben melakukan apa yang Ben ingin lakukan saat itu. Tapi tujuan Ben yang sebenarnya saat itu adalah Ben ingin pergi ikut dengan warga yang membawa pengendara tersebut bermusyawarah, di sebuah rumah untuk menyelesaikan insiden kecelakaan ini untuk melihat apakah ada kejanggalan, atau tidak dalam masalah ini. Sampai dengan cepat saat itu tentu saja Ben mengikuti beberapa warga yang membawa pengendara mobil tersebut ke rumah yang mereka maksud untuk bermusyawarah. Karena rumah warga yang mereka maksud untuk bermusyawarah tak terlalu jauh dari tempat kejadian, akhirnya mereka beserta Ben bisa sampai di rumah tersebut. Saat itu tanpa membicarakan hal lain tentu saja mereka langsung membicarakan masalah yang mereka hadapi saat ini, yaitu membereskan sebuah kecelakaan yang terjadi kepada kedua pengguna kendaraan. Karena kedua belah pihak mempunyai perbedaan cerita, dengan saling bersikeras mereka membela diri mereka yang tentu saja membuat warga yang mendengarkan jadi bingung dengan sesuatu yang harus di lakukan, tentu saja mereka mengambil jalan musyawarah ini untuk mendapatkan sebuah titik terang agar masalah ini bisa di selesaikan secara baik-baik. Dan ketika saat itu mereka mulai membicarakan kembali insiden mereka yang terjadi di jalan, mereka pun saat itu masih terus saja saling menyalahkan dan membuat pengakuan jika mereka tak bersalah, dan tentu saja saling menyalahkan satu sama lain. Sampai saat itu pengendara mobil pun bicara jika beberapa warga yang ada bisa menjadi saksi, bagaimana sebenarnya kebenaran mengenai insiden tersebut terjadi, dan tentu saja mereka pun langsung di persilahkan untuk bersaksi. Mereka pun mengatakan jika saat itu mereka melihat insiden kecelakaan tersebut secara rinci bahkan mereka pun melihat dengan jelas dari awal sampai akhir kejadian sampai pemotor tersebut bisa terjatuh, saat mereka membicarakan hal seperti itu memang tak ada yang aneh atau janggal mengenai apa yang mereka katakan sampai saat mereka bilang jika saat itu si pemotor lah yang salah karena si pemotor mendadak berhenti hendak berbelok sehingga pengendara mobil tentu saja merasa sangat tanggung dengan apa yang pengendara motor lakukan, tanpa bisa si pengendara mobil tersebut menghindar kecelakaan pun terjadi sampai si pengendara motor pun harus langsung jatuh karena kecerobohannya sendiri yang membuat mobil bisa menghantam dirinya. Saat itu pun pengendara motor tersebut tentu saja merasa kaget karena apa yang sudah saksi bicarakan adalah hal yang menurutnya tak benar, dia bahkan bicara lampu sein motornya yang masih menyala menandakan jika pemotor tersebut tak ceroboh dan saat dia akan berhenti dia sudah dengan sangat benar memberikan sebuah petunjuk ke pengendara lain yang ada di jalan tersebut, dan pengendara motor tersebut pun mengatakan jika sampai itu memang kecerobohan nya karena seenaknya berkendara, sepertinya kecelakaan yang di alaminya tak akan sampai membuat motornya sampai hampir terlindas oleh mobil tersebut. Dirinya mengatakan jika saat itu kejadiannya terjadi sangat cepat bahkan dirinya sampai terpental jatuh dari motornya, hal itu tentu saja dia sangka jika pengendara mobil tersebut lah yang lalai, dan ceroboh. Pengendara motor bilang jika mobil tersebut berjalan dengan ugal-ugalan karena jika tidak tak mungkin pengendara motor tersebut pun jatuh sampai terpental dari motornya, jika bukan karena pengendara mobil tersebut yang ugal-ugalan. Pengendara motor pun membela dirinya karena memang itu lah yang di rasakan oleh dirinya saat itu, tapi si pengendara mobil tak terima dan mengelak jika dirinya mengendarai mobil dengan ugal-ugalan sampai si pengendara mobil menunjuk saksi yang sudah berbicara, dan mempertanyakan untuk apa ada saksi jika mereka masih tak percaya dengan apa yang di katakan saksi. Sampai warga yang mencoba mengadili kejadian tersebut pun tentu saja percaya dengan apa yang di katakan saksi sehingga saat itu pun yang di tunjuk sebagai orang yang salah dalam kejadian itu adalah pengendara motor, sampai tentu saja pengendara motor pun di wajibkan untuk mengganti kerusakan yang terjadi pada mobil tersebut, bertanggung jawab meminta maaf kepada pengemudi mobil dengan insiden yang sudah terjadi saat itu. Sampai mau tak mau pengendara motor pun pasrah saja dengan apa yang di putuskan oleh warga, meskipun dengan perasaan yang tak menyangka akan jadi seperti ini, bersama dengan kekecewaan yang begitu jelas terlihat di wajahnya. Tapi dalam hal itu karena Ben melihat kejanggalan dengan apa yang di lakukan oleh pengendara mobil tersebut saat tadi mengamankan mobilnya, dimana Ben melihat sepertinya terjadi sebuah transaksi atau mungkin lebih tepatnya sogokkan kepada warga yang menjadi saksi. Ben pun tanpa ragu langsung saja mengatakan kepada mereka yang saat itu akan berdiri dan pergi karena merasa masalah ini sudah selesai bicara agar mereka menunggu karena Ben akan bicara sesuatu. Tanpa basa-basi Ben saat itu langsung saja membicarakan apa yang Ben lihat mengenai pengendara mobil yang memberikan uang kepada beberapa warga yang menjadi saksi saat itu, sampai ketika Ben berkata hal seperti itu pengendara mobil tersebut langsung menunjukkan reaksi yang terlihat sangat tak suka terhadap Ben, yang bicara hal apa yang Ben lihat sepertinya sebuah sogokkan yang di lakukan pengendara mobil tersebut kepada warga yang di jadikan oleh mereka saksi. Sampai saat itu pun pengendara mobil tersebut tak di duga langsung saja melakukan hal yang tak wajar, pengendara mobil tersebut dengan cepat berdiri. Bukan hanya itu pengendara mobil tersebut langsung menunjuk Ben, bahkan memaki Ben yang saat itu sempat melihat kejadian yang pengemudi mobil tersebut lakukan. Tapi meskipun Ben mengatakan hal seperti itu pengendara mobil dengan emosinya yang sudah meluap mencoba mengelak dan meyakinkan jika yang di katakan Ben adalah hal bohong, dan tak ada benarnya. Ben begitu tenang menghadapi cacian dan makian pengemudi tersebut dan ketika pengemudi tersebut mencoba mengelak dengan apa yang Ben katakan, Ben langsung saja kembali bicara jika memang pengemudi mobil tersebut tak merasa melakukan apa yang Ben katakan kenapa pengendara mobil tersebut harus langsung emosi bahkan parahnya dia memaki Ben saat itu, dan tentu saja dengan wajahnya yang panik. Ben pun mengatakan jika dia tak salah tentu saja dia bisa lebih tenang dalam menghadapi masalah ini, tapi tentu saja melihat apa yang di lakukan pengendara mobil tersebut sudah begitu menunjukkan jika dia merasa terdesak, dan hal yang membuatnya merasa terdesak sepertinya masalah yang menimpanya sekarang bukan seperti apa yang di katakannya. Bahkan Ben pun tak merasa tanggung Ben mengatakan jika pengendara mobil tersebut begitu merasa terpojok karena kecurangannya yang menyogok warga untuk memberikan kesaksian palsu bisa Ben ketahui. Sampai ketika Ben sudah di caci maki, bahkan di hina olehnya Ben pun tak merasa terpancing emosi dan terus saja tenang dengan apa yang di hadapinya sekarang. Sampai karena mencoba mencari tahu mengenai kebenaran yang Ben katakan pun beberapa warga yang tadi di sogok oleh pengendara mobil langsung saja ditanya mengenai benar atau tidak apa yang di bicarakan Ben saat itu. Saat mereka ditanya mereka begitu sulit untuk menjawab, begitu berat mereka menjawab apa yang di tanyakan kepada mereka sampai mereka pun diancam oleh ketua warga yang memang berusaha untuk mengadili masalah ini dengan ancaman, yaitu ancaman usiran karena mereka telah memberikan kesaksian palsu dengan hanya menerima uang sogokkan dari pengendara mobil tersebut. Sampai saat itu beberapa warga yang di sogok untuk memberikan kesaksian palsu itu pun dengan sedikit panik langsung saja bicara jika apa yang Ben katakan benar, pengendara mobil tersebut membayar atau lebih tepatnya menyogok mereka agar mereka memberikan kesaksian palsu mengenai insiden ini. Karena mendengar itu saat itu pun pengendara mobil tersebut dengan tajam menunjukkan wajah kesalnya langsung saja menatap ke arah beberapa warga yang di sogok olehnya tentu saja dia marah, dan malu jika kecurangan yang di lakukannya terbongkar, bahkan sampai saat itu karena beberapa warga tersebut sudah mengakui sogokkan yang di terimanya dari pengendara mobil tersebut, warga lain yang mencoba mengadili insiden tersebut pun langsung saja memutuskan jika yang bersalah, dan harus bertanggung jawab mengganti kerugian yang di rasakan korban adalah pengendara mobil. Tapi saat itu dengan tak terpuji pengendara mobil tersebut langsung saja kembali memaki Ben yang sudah membicarakan hal tersebut, saat itu pun pengendara mobil tersebut langsung saja menunjuk ke beberapa warga yang gagal menjadi saksi palsunya dengan pengendara mobil tersebut yang memaki saksi palsunya karena gagal dalam mengerjakan apa yang di lakukannya. Saat itu meskipun dengan kesal pengemudi mobil tersebut mengeluarkan dompetnya, dan langsung saja mengambil uang sebagai ganti rugi terhadap apa yang di lakukannya kepada pemotor tersebut, tapi pengendara mobil tersebut dengan tidak sopan nya lagi kembali melakukan hal yang tak sepatutnya dia lakukan. Pengendara mobil tersebut dengan keras melemparkan uang ke meja yang ada di tengah-tengah mereka saat itu, dan dengan perkataan kasarnya bicara jika itu uang untuk mengganti kerugian yang terjadi karena ulahnya saat itu. Tanpa bicara, apa lagi bersikap sopan dengan salam menandakan semuanya sudah beres pria itu yang dengan perasaan emosi, dan sepertinya malu di rasakan nya saat itu langsung saja pergi meninggalkan tempat itu. Setelah semuanya bisa di selesaikan pengendara motor pun berterima kasih kepada Ben yang saat itu begitu berani melawan ketidak adilan yang terjadi, pengendara motor saat itu sudah begitu merasa pasrah karena sudah tak bisa bicara apa-apa dengan saksi pengendara mobil tersebut yang memberatkan posisinya yang sebenarnya tak salah. Tapi karena keberanian Ben bicara apa yang Ben katakan mengenai kecurangan pengendara mobil tersebut akhirnya masalah ini bisa mereka selesaikan dengan benar-benar adil, dari yang tadinya warga akan menjatuhkan hukuman, dan tuntutan tanggung jawab dari orang yang tak bersalah, bisa berubah menuntut balik tanggung jawab ke orang yang benar-benar harus di hukum karena orang tersebut memang salah. Dan karena hal itu keadilan tentu saja benar-benar bisa Ben tegakkan meskipun dalam hal yang kecil, Ben pun tentu saja menjawab rasa terima kasih pengendara motor tersebut, dan bicara jika apa yang Ben katakan tentu saja sudah menjadi tanggung jawab Ben yang melihat ketidak adilan ada di depan matanya. Sehingga dengan tanpa berpikir Ben langsung saja mencoba menggagalkan ketidak adilan tersebut dengan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, dan akhirnya Ben bisa membuat keadilan ada diantar mereka saat itu. Dikarenakan saat itu permasalahan yang mereka hadapi sudah bisa di bereskan dengan baik dengan keadilan ada menyertai mereka tentu saja Ben bersama dengan warga yang lain langsung pergi meninggalkan tempat itu. Ben pun tentu saja langsung pergi kembali ke perguruan dimana dirinya tinggal karena saat itu sepertinya Ben sudah pergi cukup lama membantu menyelesaikan masalah tersebut, dan sepertinya Ster sudah menunggu Ben yang bicara jika Ben tadi hanya akan membersihkan pecahan kaca yang ada di jalan. Tapi Ben tak melakukan hal itu, dan Ben membantu mereka menyelesaikan masalah yang mereka hadapi barusan sehingga bisa Ben selesaikan dengan keadilan yang tentu saja Ben tegakkan. “ Sebenarnya kemana kau pergi?”ujar Ster bertanya. “ Oh maaf guru aku barusan,” “ Bagus Ben teruskan lah kerja bagus mu itu, aku tahu banyak orang yang tergiur dengan uang instan yang bisa mereka dapatkan seperti hal barusan, tapi mereka tak berpikir dengan apa akibat yang mereka akan dapatkan dengan sikap mereka yang murahan seperti itu. Teruslah seperti itu Ben, kita memang bukan orang yang bisa melihat semua ketidak adilan di dunia ini, tapi selagi ketidak adilan tersebut ada dekat dengan kita, jangan kau diamkan apa lagi mengacuhkannya, siapapun orang yang mengalami ketidak adilan patut kita tolong agar dirinya bisa mendapatkan keadilan dalam masalah, atau pun urusan kehidupannya,”memotong pembicaraan Ben yang terdengar akan mengelak dari apa yang Ben lakukan barusan Ster pun langsung saja bicara hal seperti itu, mengatakan jika apa yang Ben katakan saat itu adalah hal yang benar, dan harus selalu di tegakkan. “ Baik guru tentu, aku Kan berusaha terus seperti itu,”jawab Ben.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

KUBUAT KAU MENGEMIS CINTAKU

read
60.1K
bc

Perceraian Membawa Berkah

read
17.3K
bc

TETANGGA SOK KAYA

read
51.5K
bc

Anak Rahasia Suamiku

read
3.4K
bc

Marriage Aggreement

read
80.8K
bc

Menantu Dewa Naga

read
177.0K
bc

Scandal Para Ipar

read
693.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook