bc

Secret Destiny

book_age18+
4.7K
FOLLOW
34.4K
READ
drama
sweet
heavy
serious
like
intro-logo
Blurb

Apa jadinya saat seseorang yang begitu sangat kau perjuangkan dan yakin bahwa dia adalah kebahagiaan, dengan sesakit apa pun itu kau rela berjuang untuk mendapatkan, ternyata dia bukanlah kebahagian yang tepat.

Dan apa jadinya saat seseorang yang kau anggap sebagai bencana, penghacur besar yang akan menghancurkan perjuanganmu untuk kebahagian justru adalah letak kebahagianmu yang sesungguhnya.

Karena istrinya tidak bisa mengandung lagi, akhirnya Ayahnya pun meminta Aldra untuk menikahi Alika, si gadis cantik yang masih duduk di bangku SMA. Tentu saja Aldra menolak.

Tetapi bisakah Aldra menolak saat Ayahnya memberikan pilihan yang sangat sulit?

"Aku tidak akan menikahinya, dan perlu Ayah ingat, aku sudah menikah dan mempunyai istri,"

"Persetan dengan itu, sekarang kau pilih, lebih baik kau bercerai dengannya, atau kau menikahi gadis itu tanpa menceraikannya,"

chap-preview
Free preview
SATU
Wanita itu terus meremas tangannya sendiri, jantungnya sedari tadi tak henti-hentinya berdebar. Sesekali mata wanita itu akan melirik pria tampan yang sedang memegang setir mobil di sampingnya. Paras pria itu yang sangat tampan membuat dirinya bangga memiliki gelar sebagai kekasih dari prianya. Embusan napas dari si wanita kembali terdengar. Pada kenyataannya wanita itu begitu gugup, akan seperti apa ia nanti. Tapi saat matanya melirik lagi prianya, jantung wanita itu sedikit tenang, tangan ramping itu kemudian menggengam jas yang dipakai si pria, kemudian ia lepaskan kembali dan beralih menatap jalanan yang terlihat di depan, sedikit rintikan hujan turun membasahi kaca yang di pandangnya. Merasa ada yang tidak beres dengan wanitanya, si pria pun menoleh melihat wajah cantik kekasihnya yang terlihat sedikit pucat, sedikit tersenyum menenangkan lalu sebelah tangannya bergerak menangkup tangan si wanita. Dingin? Kata pertama yang ada di benak pria itu saat kulitnya bersentuhan dengan kulit pucat si wanita, seperti menggengam bongkahan es. Pria itu tahu wanitanya sedang memikirkan kejadian-kejadian yang mungkin saja akan membuat hubungan mereka retak tak bercelah. Tapi tetap saja, pria itu tidak bisa mundur sedikit pun. Dia sangat mencintai kekasihnya, tetapi dia juga perlu meminta izin untuk kehidupan bahagia mereka kedepannya. Yaitu- Meminta restu kedua orang tua. Hal yang paling sederhana untuk orang-orang yang ingin melanjutkan hubungan yang lebih serius. Meminta restu orang tua, lanjut menikah, mempunyai anak, dan berbahagia sebagai keluarga baru. Sesederhana itu bukan? Tetapi tidak bagi mereka berdua. Terlahir dari sudut pandang keluarga yang berbeda, mempunyai kehidupan yang berbeda, latar belakang yang terpaut jauh, derajat yang memungkinkan mereka tidak ditakdirkan untuk bersama. Membuat yang sederhana menjadi sulit, bagaikan matahari dan bulan, ataupun bumi dengan langit, mereka begitu berbeda. Tetapi bolehkah pria itu berharap. Seperti matahari dan bulan, mereka tidak ditakdirkan untuk bersama, tetapi dalam satu keajaiban mereka bisa bersatu walaupun hanya sepersekian detik. Bumi dan langit, memang itu adalah hal yang paling mustahil, tapi di satu keajaiban mereka bisa bersama meluluh lantakkan dunia dengan tiada jarak hanya demi untuk bisa bersatu, walaupun itu hari terakhir manusia untuk hidup. Bolehkah dirinya berharap keajaiban yang sama datang kepadanya. Aldra Khenan Gotardo. Apakah Aldra begitu senang saat mendapatkan nama berlatar Gotardo? Tentu saja tidak! Lebih baik Aldra memilih dilahirkan dari rahim keluarga miskin kalau saat dewasa Aldra harus menyakiti wanita yang ia cintai. Keluarga Gotardo adalah keluarga paling terpandang di seluruh Indonesia bahkan tidak hanya di dalam negri, keluarga itu begitu terkenal di berbagai negara, karena cababang-cabang perusahaan besar yang begitu sukses di sana. Mempunyai harta melimpah, dan anak dianugerahi wajah yang sangat tampan, membuat keluarga itu begitu lengkap. Dan dari situ lah Aldra mulai menjadi sorotan publik, pria tampan calon pewaris tahta Gotardo satu-satunya. Hingga menjadi incaran kaum hawa dari berbagai dunia. Banyak wanita terpadang sepertinya yang dengan terang-terangan ingin menjadikannya seorang kekasih ataupun suami. Dan Aldra tidak tertarik sedikit pun dengan itu. Menurutnya, wanita kaya sangat menjijikkan, mereka bahkan tidak mempunyai harga diri saat wanita itu dengan gampangnya mengajak pria yang bahkan bukan suami sah-nya untuk tidur bersama. Sampai Aldra bertemu dengan gadis sederhana penjual warung kopi di pinggir jalan yang selalu ia lewati saat pulang dari kantor. Mata Aldra tidak pernah lepas memandang wajah cantik wanita itu dari dalam mobil mewahnya. Memang cukup langka ketika seorang Aldra terpesona kepada seorang wanita. Kalaupun itu terjadi, mungkin otak Aldra sedang tidak waras, dan sayangnya Aldra memang telah mempersembahkan otak warasnya untuk diinjak si wanita hanya demi mendapatkan sebuah nama perkenalan. Lalu beberapa hari kemudian Aldra mendapatkan hasil dari jeri payahnya, ketika si wanita mengeluarkan suara lembut untuk balas memperkenalkan diri. Namanya Hana, nama yang sangat cantik. Dan bertahun-tahun pun berlalu. Aldra dan Hana sudah berpacaran selama tiga tahun, awalnya memang terlihat baik-baik saja, mereka masih memadu kasih dengan bahagia, merasa di dunia ini hanya ada mereka berdua, melupakan semuanya, melupakan sang penguasa yaitu Ayah Aldra yang sudah sangat lama mencium kisah cinta si kaya dan si miskin. Ayah Aldra mengira bahwa putranya hanya cuma bermain-main saja lalu saat usia itu sudah pas untuk mengenalkan seorang pendaping hidup, putranya akan meninggalkan wanita menjijikkan itu dan berakhir mempersunting wanita yang sederajat. Namun pemikiran Ayah Aldra semuanya terpatahkan. Dengan Aldra yang tiba-tiba datang membawa Hana untuk makan di rumah miliknya, memperkenalkan gadis itu sebagai kekasih yang dicintai putranya bersama raut wajah terlihat bahagia. Dan dari saat itulah Alan Gotardo marah besar. Wajah Hana Alan siram dengan air sayur yang lumayan panas ke wajah cantik itu membuat Hana memekik kaget dengan warna kulit bewarna kemerahan di seluruh tubuh akibat siraman tak manusiawi itu. Dan saat itulah Aldra mulai menyadari, di dunia ini tidak hanya untuk mereka berdua. Ada sang penguasa kejam yang menaungi dunianya, dan Aldra harus tetap bertahan walau sesulit apa pun Aldra akan tetap bertahan demi cinta dan wanitanya. Namun tanpa mereka ketahui, mereka melangkah di jalan yang seharusnya tidak untuk dipilih. *** "Mas aku takut." Suara Hana sedikit bergetar membuat Aldra semakin menggenggam sebelah tangan Hana untuk menenangkan gadis itu. "Tidak apa-apa, aku akan melindungimu." Hanya kata-kata itu yang mampu Aldra ucapkan untuk menenangkan Hana. Wanita itu pun mengangguk, sedikit membuang napas pelan saat matanya melihat rumah megah terpampang jelas di hadapannya. "Ayo turun." Aldra menyampirkan helaian rambut yang menutupi wajah Hana, mengecup tangannya saat Aldra melihat ada guratan keraguan di wajah wanita itu. "Aku janji. Tidak akan terjadi apa-apa, Ayah pasti akan menerima semua ini." Ucapan itu sedikit membuat Hana tenang. Mengangguk pelan dengan senyuman yang terlihat sedikit dipaksakan. Mereka berjalan dengan kepercayaan diri yang luar biasa. Tidak memedulikan bahwa tumit kaki mereka bahkan enggan untuk melangkah mengingat terlalu banyak duri yang berserakan di jalan yang ingin mereka pijak. Tangan Aldra merangkul tubuh Hana yang berisi, mencoba menyalurkan ketenangan walau dalam hati Aldra pun sama tegang. Sedangkan Hana hanya bisa berdoa agar Tuhan sedikit berbelas kasih kepada mereka agar kisah cinta mereka bisa menjadi mungkin bukan mustahil. Hingga terlalu banyak ketakutan yang menumpuk di kepala keduanya membuat mereka tidak sadar bahwa mereka sudah sampai sadari tadi. Mulai berhenti di salah satu ruangan, bersama hati yang terus menyemangati mereka agar tidak memilih mundur ketika ruangan yang menjadi pemberhentian mereka telah berpenghuni oleh dua orang berbeda jenis yang sedang menatap mereka tidak suka, terutama kepada wanita yang dirangkul Aldra-Hana. Aldra menatap Ayahnya dengan jarak yang lumayan sedikit jauh, Aldra mungkin tidak sudi lagi untuk duduk di hadapan kedua orang tuanya kalau itu berakhir dengan Hana yang akan disiram oleh minuman panas, jadi Aldra lebih memilih berdiri dengan jarak yang lumayan jauh untuk menghalau hal-hal yang menyebabkan wanitanya terluka. Tangan Aldra semakin menggenggam tangan Hana yang dingin saat ingin memulai mengeluarkan suara, "Aku ingin meminta izin sekali lagi kepada Ayah dan Mama, dan aku berharap kali ini kalian mengizinkan." Suara Aldra begitu tegas, tangannya masih menggenggam tangan Hana. Meminta kekuatan untuk bisa bertahan di keadaan sulit ini. Gelak tawa meremehkan terdengar dari pria paruh baya itu, membuat Hana sedikit ketakutan mendengarnya. "Aku menyuruhmu cepat menikah dan mempunyai anak untuk penerus tahta kekayaan keluarga Gotardo selanjutnya, bukan untuk bermain-main seperti ini!" bentak Alan keras. "Aku tidak main-main. Aku mencintainya, aku serius untuk menikah dengannya, apa lagi yang Ayah ragukan!" Hana sedikit tersentak saat suara keras Aldra menggema di ruangan luas itu. Dirinya masih menunduk sedangkan Aldra mempererat genggamannya. "Kau tau? Wanita ini jalang, wanita miskin yang nanti menguras harta Gotardo sampai tak tersisa sedikit pun, gunakan otak pintarmu Aldra, jangan hanya memandangnya dari segi fisik saja kau pun harus melihat hatinya." Aldra mengepalkan sebelah tangan yang tidak menggenggam tangan Hana. Aliran darahnya kembali mendidih saat kata jalang keluar dari mulut Ayahnya sendiri. Begitu pun Hana, hati wanita itu kembali berdenyut sakit tatkala kata-kata itu terdengar lagi di telinganya, Hana hanya bisa meneteskan air mata saat perkataan itu kembali memanah tepat ke ulu hatinya yang memang sudah pecah berantakan. "Aku tetap akan menikahi Hana, dari restu kalian ataupun tanpa restu kalian aku akan tetap menikahinya!" Ucapan Aldra membuat seluruh penghuni ruangan itu terkejut, termasuk Hana. Mendengar itu, Alan pun semakin marah dan berjalan tergesa-gesa menghampiri Aldra, tangan Alan terkepal kuat hingga- Bugh "Dasar anak kurang ajar, tak tau diuntung, aku sekolahkan kau tinggi-tinggi supaya kau menjadi seorang MANUSIA, dan sekarang apa balasanmu, hah! Kau bahkan melempar kotoran ke wajah kedua orang tuamu, berengsek!" Alan memukul Aldra bertubi-tubi hingga kedua wanita di ruangan itu pun menjerit kaget. Lina ibu kandung Aldra segera berlari dan melerai pukulan yang akan disematkan lagi di wajah anak tampannya. "Kau bisa membunuh anakku, aku mohon, dia sudah babak belur jangan memukulinya lagi, aku mohon," lerai Lina memeluk tubuh tak berdaya Aldra. Wanita itu semakin menangis histeris saat melihat darah mengucur di kedua lubang hidung putranya. Sedangkan dua orang di sana masih mematung. "Ma," ucap Aldra lemah. Lalu mengalihkan pandanganya untuk menatap Hana, wanita yang sangat dicintainya, Hana masih mematung menatapnya dengan air mata yang tak berhenti mengalir. Setetes cairan bening mengalir dari sudut mata Aldra. Kenapa sesulit ini? Aldra mungkin akan memilih menyerah dan menuruti titah Alan, kalau saja Aldra tidak mengingat niatnya sendiri untuk mempertahankan Hana. Aldra tidak bisa kalah. Kalaupun ia menyerah bukan satu nyawa lagi yang ia sakiti tetapi dua sekaligus. "Iya sayang ini Mama," balas Lina semakin menangis melihat keadaan putranya. Aldra kembali memandang wajah ibu yang melahirkannya. Cairan bening itu semakin deras mengaliri kulit wajah Aldra yang terluka membuat luka itu semakin perih. "Aku mohon restui kami, aku tidak mau anak yang dikandung Hana tidak mempunyai seorang Ayah, aku harus bertanggung jawab, aku mencintainya." Kata-kata Aldra pun berakhir beserta tetes-tetes air mata yang jatuh melewati sisi pangkal hidungnya sesaat kelopak mata itu terpejam dan tubuh Aldra tergolek pingsan di pangkuan Lina. Bersamaan dengan tubuh Alan yang merosot ke lantai, mata pria paruh baya itu mengeluarkan cairan bening, sedangkan tangan pria itu terkepal kuat hingga kuku-kuku jemarinya memutih. Alan begitu terkejut saat mendengar perkataan terakhir Aldra. Sedangkan Hana sendiri terlihat semakin menangis tanpa suara, bahkan wanita itu tidak berani melangkah sedikit pun untuk mendekati Aldra, kedua kaki Hana seakan lumpuh tiba-tiba saat mendengar teriakan kekecewaan dari mulut Alan Gotardo yang amat menyeramkan. "ANAK BERENGSEK!" --- Bantu tap love dan koment yang banyak :*

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dependencia

read
186.2K
bc

Dua Cincin CEO

read
231.3K
bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

Pengganti

read
301.7K
bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
304.2K
bc

Marriage Agreement

read
590.5K
bc

The Unwanted Bride

read
111.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook