bc

3 PRIA MENCARI CINTA

book_age16+
772
FOLLOW
3.8K
READ
prince
sweet
bxg
genius
icy
city
office/work place
first love
friendship
chubby
like
intro-logo
Blurb

Kisah 3 Pria yang berjuang keras mencari cinta sejati, penuh dengan cobaan hingga sampai di titik paling perih. Ketiga pria tersebut adalah Digo Nicholas, Rion Syaputra dan Zein Fahreza. Saat ini mereka bekerja di satu Perusahaan bertaraf internasional dan mereka diwajibkan untuk tinggal di sebuah Apartemen mewah bersama.

Mereka bertiga menjadi Sahabat sejati semenjak bekerja di Perusahaan itu, mereka selalu kerjasama dalam banyak hal. Ada satu hal yang membuat mereka tidak nyaman menjalani hidup, yaitu status mereka yang masih Jomblo. Parahnya lagi, di tempat mereka bekerja hanya ada 1 wanita yang masih single, itu pun belum bisa membuat hati mereka tertarik padanya.

Namun suatu hari mereka bertemu satu per satu dengan gadis yang menarik hati mereka. Gadis-gadis itu bernama Hana Shafira, Luna Cecilia dan Vian Felany. Akan tetapi perjuangan untuk mendapatkan cinta mereka tidak berjalan mulus.

Bagaimana perjuangan mereka dalam mencari cinta sejati?

chap-preview
Free preview
1. APARTEMEN
Gedung Apartemen mewah yang terletak di kota Jakarta, bangunan bertingkat tersebut terlihat sangat indah dengan hiasan taman-taman di sekitarnya, ada juga kolam renang yang sangat luas di sediakan khusus untuk para penghuni apartemen itu. Di sana tinggallah 3 Pria yang merupakan sahabat sejati, ketiga pria itu adalah Digo Nicholas, berumur 26 tahun, mempunyai badan yang tinggi dan gagah. Dia berwajah rupawan serta memiliki sifat yang rajin dan sopan, namun sayangnya dia memiliki sifat pendiam dan sangat dingin terutama terhadap para wanita. Selanjutnya adalah Rion Syaputra, berumur 24 tahun, dia merupakan cowok imut dan mempunyai badan paling pendek dari 3 sahabat tersebut. Sifatnya selalu ceria dan suka bercanda, namun dia cenderung pemalas jika di luar jam kerja. Pria terakhir adalah Zein Fahreza, berumur 25 tahun, mempunyai badan yang cukup atletis. Orang yang pemberani dan suka menjahili temannya, namun dia mudah marah meskipun mudah juga memaafkan kesalahan orang lain. Ketiga pria jomblo tersebut kebetulan juga sekamar di Apartemen itu. Saat ini mereka bertiga bekerja di satu Perusahaan yang sama di kota itu, perusahaan terkenal bertaraf internasional. Digo bekerja sebagai Manager Keuangan, Rion bekerja sebagai Editor Konten sedangkan Zein bekerja sebagai Supervisor di Perusahaan tersebut. Mereka sangat loyalitas terhadap perusahaan dan selalu mementingkan perusahaan daripada yang lainnya. Perusahaan tersebut sering mengadakan liburan bersama keluar kota dan bahkan tidak jarang ke luar negeri. Mereka bertiga hidup dengan banyak bersenang-senang, namun ada hal yang membuat mereka kurang nyaman dan kurang lengkap dalam menjalani hidup, yaitu karena status mereka bertiga yang masih jomblo. Status tersebut sering menjadi bahan candaan karyawan lain, mereka sempat mencari informasi mengenai semua wanita yang bekerja di Perusahaan itu, namun sayang sekali di sana hanya ada sedikit wanita yang masih single, itu pun belum bisa menarik hati mereka. Hal tersebut semakin membuat mereka kesulitan dalam mencari kekasih sejati. *** Pagi hari yang cerah menunjukkan pukul 06:30, terlihat jalan di kota itu sudah mulai ramai, sejumlah kendaraan baik motor maupun mobil sudah tampak melintasi jalanan. Bangunan apartemen mewah masih terlihat sepi, hanya ada sedikit penghuni yang sudah mulai terlihat ingin beraktifitas di pagi ini. Terdapat sebuah ruangan yang cukup luas dan indah, ruangan itu terlihat cukup rapi dan bersih. Di sebelah pojok terdapat ruangan kecil yang sedang tertutup, suara gemericik air terdengar di telinga menandakan ada seseorang yang berada di dalam ruangan kecil itu, ternyata di sana terlihat Digo sedang mandi untuk persiapan bekerja hari ini, menikmati mandi pagi sambil asik bernyanyi. Di sebelah bagian lain ruangan itu, tampak seseorang baru bangun dari tidurnya, mencoba meregangkan otot-ototnya yang terlihat kekar, itu karena dia hanya memakai kaos singlet, dia adalah Zein si pria berbadan atletis. Dengan badan yang masih terasa ngantuk, dia mencoba beranjak dari kasur yang terlihat tebal dan empuk, berjalan sempoyongan keluar kamar tidur menuju wastafel untuk mencuci muka, terkadang berjalan sambil menguap. Di dalam kamar tidur, terlihat lagi seorang yang masih tertidur pulas sambil badan miring memeluk sebuah bantal guling berwarna kuning, sepertinya dia sedang bermimpi indah karena terlihat wajahnya tersenyum meski mata masih terpejam, siapa lagi kalau bukan Rion si pemalas. Di kamar tidur tersebut terdapat 3 kasur yang terpisah, pastinya digunakan untuk tidur masing-masing penghuni di kamar itu. Di bagian luar kamar tidur terdapat ruang tamu yang cukup luas, di bagian lain juga terdapat sebuah dapur sederhana beserta meja makan. Selain itu di dalam ruangan juga terdapat 2 kamar mandi, serta berbagai fasilitas lengkap lainnya. Kamar di apartemen tersebut terlihat sangat nyaman bagi para penghuninya. Zein yang sudah selesai mencuci muka segera memasuki kamar mandi yang masih kosong, namun sebelum itu dia berkata, "Woii ... Digo! Mandi gak usah lama-lama, ngapain aja kamu?" kata Zein agak keras bermaksud mengganggu Digo yang sedang mandi. "Ah, berisik kamu!" Zein hanya tertawa pelan, kemudian bergegas memasuki kamar mandi tadi. Beberapa menit kemudian, Zein keluar dari kamar mandi bersamaan dengan Digo di sebelahnya yang hanya memakai handuk. "Ganggu orang mandi aja kamu, kenapa kamu gak sekalian mandi?" tanya Digo sambil mengusap rambutnya yang masih basah dengan handuk kecil. "Gak, nanti aja. Aku mau buat kopi dulu sebentar." "Sekalian buatin aku ya!" pinta Digo sambil tersenyum. "Ogah!" "Lah kok kamu gitu. Ya udah nanti kalau kamu minta di traktir lagi, aku juga gak mau." "Ehh, tunggu, tunggu. Oke deh, aku buatin sekalian." "Nah gitu donk, anak baik," ucap Digo sambil tersenyum dan menepuk pundak Zein. Kemudian melangkah pergi untuk memakai pakaian kerja, sedangkan Zein hanya menghela napas, selanjutnya menuju ke dapur untuk membuat kopi. Digo yang masuk ke kamar tidur untuk berpakaian melewati Rion yang masih saja tertidur pulas, dia hanya menggelengkan kepala melihat temannya sudah siang begini masih tidur, namun Digo membiarkannya karena masih banyak waktu untuk persiapan kerja. Digo mengambil pakaian di almari besar yang terlihat mewah. Sesaat kemudian dia sudah berpakaian rapi layaknya orang kantoran, di depan kaca dia merapikan rambutnya sambil bersiul. Zein sedang bersantai sambil minum kopi dan menikmati kue coklat yang ada di meja, kemudian melihat Digo yang sudah berpakaian rapi datang menghampirinya. "Mana kopi untuk aku, Zein?" tanya Digo. "Kopi apa? Waduh, maaf lupa." Jawaban Zein membuat kedua bola mata Digo melebar dan badannya mematung seperti ingin marah, hal itu membuat Zein tertawa senang karena berhasil membohongi sahabatnya. "Haha ... Aku cuma bercanda, itu ada di meja dapur." "Sialan kamu!" Digo segera mengambil kopi yang dibuatkan oleh Zein tadi. Zein yang sedang santai menengok jam dan mendapati waktu sudah semakin siang, selanjutnya beranjak untuk mandi karena harus berangkat kerja. Sekitar 10 menit Zein selesai mandi, kemudian menuju kamar tidur untuk berpakaian. Tampak Digo sedang bersantai minum kopi sambil memainkan ponselnya, terlihat senyum-senyum melihat layar ponselnya. Zein yang melihat Rion masih tertidur pulas tidak bisa mengabaikannya. "Nih anak masih aja mimpi indah. Kalau gak dibangunin sekarang, bisa tidur seharian dia." Dia mencoba membangunkan Rion dengan mengambil bantal gulingnya, namun Rion masih belum bangun juga dan malah berganti menarik selimut agar lebih nyaman tidur. Melihat itu Zein merencanakan sesuatu untuk membangunkannya. Perlahan dia mendekatinya, lalu menekan hidung Rion hingga membuatnya tidak bisa bernapas, akhirnya dia sedikit terbangun namun dengan kesal. "Ah, jangan ganggu aku!" ucap Rion sambil mencoba menyingkirkan tangan Zein. "Woii Rion, bangun! Sudah jam 8 ini," kata Zein dengan berteriak. "Hah, jam 8. Mampus aku." Rion terkejut dan langsung bangun mendengar teriakan Zein, segera Rion melihat jam dan setelah melihatnya, Rion bernapas lega karena ternyata jam menunjukkan pukul 07:15, masih cukup waktu untuk persiapan kerja. "Sialan Zein, tukang tipu," kata Rion sambil mencoba memukul Zein, namun berhasil dihindari. "Kalau gak gitu, kamu gak bakalan bangun. Mimpi apa kamu sampai tersenyum gitu saat tidur?" Rion tidak menjawab dan hanya tersenyum pada Zein, kemudian bergegas untuk mandi dan persiapan lainnya agar berangkat kerja tidak terlambat. Beberapa menit kemudian, semuanya sudah siap, berpakaian rapi layaknya orang kantoran. Selanjutnya berangkat kerja bersama-sama dengan semangat dan perasaan senang, meski saat sampai di kantor nanti, hati mereka akan terganggu karena masalah status jomblo mereka. Akankah mereka bisa mengakhiri masa jomblo? Mungkin bisa, tapi entah itu mudah, sulit, lama, atau cepat, semua itu tergantung perjuangan dan takdir. To be Continued

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Accidentally Married

read
102.5K
bc

Om Tampan Mencari Cinta

read
399.2K
bc

Romantic Ghost

read
161.9K
bc

True Love Agas Milly

read
197.4K
bc

Mrs. Fashionable vs Mr. Farmer

read
419.8K
bc

Om Bule Suamiku

read
8.8M
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
50.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook