bc

My Romantic Marriage (Indonesia)

book_age18+
1.8K
FOLLOW
17.3K
READ
love-triangle
possessive
suicide
second chance
pregnant
CEO
sweet
city
office/work place
like
intro-logo
Blurb

Happy Reading~

Macy Allyson. Putri bungsu dari pasangan Derrick Allyson dan Tessa Allyson yang tidak lain merupakan putri dari pemilik AN Corp. yang masuk dalam Top Ten orang terkaya di Indonesia. Meski terlahir dari keluarga yang kaya, hal itu tidak membuat masa abu-abu Macy indah seperti remaja-remaja lainnya. Kenapa? Fisik adalah penyebab utamanya. Ia terlahir dengan tubuh yang gemuk, pendek, dan berkulit hitam. Berbanding terbalik dengan sang kakak, Monica Allyson. Maka dari itu, ia bertekad untuk mengubah fisiknya agar tidak ada lagi yang memandang rendah dirinya.

Will Carbert. Putra semata wayang dari pasangan Edwan Carbert dan Luna Carbert yang kini telah mewarisi perusahaan sang ayah, CT Corp.. Tak hanya memegang perusahaan, ia juga telah berhasil membangun cafe di beberapa negara yang masing-masing dikelola oleh orang kepercayaannya. Bukan hanya kaya, Will juga terlahir dengan fisik yang mumpuni, wajah yang rupawan serta karisma yang membuat setiap wanita membungkuk di hadapannya. Terlihat sempurna bukan? Namun ia memiliki satu kekurangan. Di usianya yang menginjak dua puluh tujuh tahun ini, ia masih belum mendapatkan pendamping hidup.

Apa jadinya jika takdir mempertemukan seorang wanita yang bertekad mengubah hidupnya dengan pria yang melajang di usia dua puluh tujuh tahun tanpa sengaja? Bagaimana jika takdir kembali mempertemukan mereka dalam perjodohan? Mampukah pria tersebut menerima masa lalu sang wanita?

Yuk, ikuti kisahnya^^

chap-preview
Free preview
Chapter 1
"APA?! MACY SUKA SAMA SIAPA?" Teriak seorang pria dari dalam kelas. "Kamu. Dia yang bilang sendiri ‘kok ke aku" Jawab seorang wanita mantap. "Serius Macy suka sama aku? Cewek cupu, gemuk, dekil, pendek, jelek kayak dia suka sama aku?" Tanya pria itu lagi dengan nada mengejek kemudian tertawa bersama teman-temannya. “Gila! Kayaknya Warren memang populer di kalangan kayak dia” Ejek salah satu pria lainnya yang merupakan salah satu temannya. “Sialan!” Umpat pria tadi kemudian mereka tertawa kembali. Sementara Macy yang saat itu tidak sengaja mendengar hal itu di daun pintu ketika hendak masuk ke kelas hanya bisa menunduk sembari meneteskan air mata mendengar ucapan mereka yang merendahkan dirinya. Dengan segera Macy berlari ke taman belakang sekolah dan menangis sesendunya. Ia sama sekali tak menyangka bahwa Yesenia –wanita yang membeberkan rahasianya- yang tak lain adalah sahabatnya sendiri yang paling ia percaya, tega membeberkan rahasianya bahwa ia menyukai Warren Porter si Most Wanted di sekolah pada Warren sendiri bahkan disaksikan oleh banyak orang. Dan ia yakin bahwa satu sekolah pasti telah mengetahui berita tersebut karena berita apapun yang ada di sekolah baik itu kecil maupun besar pasti akan tersebar secepat kilat apalagi ketika mereka tahu bahwa ia, Macy si gadis cupu bahkan jauh di bawah rata-rata menyukai si Most Wanted sekolah, Warren Porter. Kini tangis Macy telah mereda. Namun, ia sangat takut untuk masuk kembali. Ia takut di bully seperti beberapa siswa yang lain. Tapi ia tidak boleh berada di sini terus ‘kan? Ia harus masuk ke dalam kelas karena jam pelajaran terakhir untuk hari ini akan segera dimulai. Lagipula ini juga akan menjadi pelajaran terakhirnya di kelas dua belas karena minggu depan seluruh kelas dua belas akan menjalani Ujian Nasional. Macy segera menghapus air matanya dan menguatkan diri untuk masuk ke dalam kelasnya. Macy pun melangkahkan kakinya perlahan melalui koridor sekolah untuk menuju kelasnya yang berada di ujung koridor. Dan yang ia khawatirkan terjadi. Semua orang yang berada di koridor kelas menatapnya dengan tatapan mengejek sambil berbisik-bisik. "Apa?! Macy suka sama Warren? Yakin?!" "Dasar tidak tahu diri? Kenapa dia bisa suka sama Warren yang sudah jelas-jelas tidak akan melirik dia?” “Oh, jadi dia yang namanya Macy? Harusnya dia ngaca dulu sebelum suka sama Warren kita. Huft!” "Dasar si buruk rupa. Dia pasti sangat berharap jadi angsa ketika sekarang dirinya hanya seekor bebek yang menyendiri di bawah kolong jembatan" “Hei Lihat! Cinderella kita lewat!” Begitulah cibiran-cibiran yang terdengar, air mata Macy telah hampir mengalir jika saja ia tidak menahannya. Macy semakin mempercepat langkahnya dengan terus menunduk. Ia harus kuat menahan ini, lagipula sebentar lagi ia juga akan lulus dari sekolah ini dan tidak akan bertemu dengan para julid itu lagi. Jika kalian bertanya mengapa mereka mem-bully Macy padahal ia adalah putri dari pengusaha ternama, maka jawabannya adalah tidak ada satu pun yang mengetahui bahwa ia merupakan pewaris dari AN Corp.. Pewaris? Ya, karena sang kakak telah memutuskan untuk mengambil jalan lain dan itu bukanlah menjadi pewaris perusahaan sang ayah. Mengapa tidak ada yang mengetahui identitas Macy? Karena itu adalah permintaan Macy sendiri, ia tidak ingin dibeda-bedakan hanya karena status sosialnya berbeda dari murid lainnya yang rata-rata dari kalangan menengah ke bawah. Bukan hanya di sekolah, kalangan masyarakat luas pun banyak yang tidak mengetahui bahwa pasangan Allyson memiliki dua orang putri. Yang mereka tahu hanyalah Monica Allyson. Hal itu karena Macy tidak pernah mau pergi ketika diajak ke sebuah acara oleh sang ayah. Karena ia tidak mau membuat sang ayah malu dengan fisiknya yang seperti ini. Meski di keluarganya tidak ada yang mengatakan apapun soal fisiknya, tapi dia cukup tahu diri. Dan alhasil, hanya sang ibu dan kakak yang selalu menemani sang ayah untuk pergi ke acara-acara tertentu. Setelah jam terakhir berakhir, tanpa membuang waktu Macy segera membereskan barang-barangnya lalu berlari keluar kelas sebelum semua siswa berhamburan keluar kelas mereka masing-masing dan mencibir dirinya lagi. Setelah sampai di depan gerbang, Macy segera masuk ke dalam mobil jemputannya yang telah menunggu sejak setengah jam yang lalu. Sesampainya di rumah, Macy langsung masuk ke dalam kamar dan menangis tersedu. Untung saja kedua orang tua dan kakaknya tidak berada di rumah, hanya ada pelayan di lantai bawah sehingga tidak ada yang mendengar suara tangisan dan teriakan Macy. Walaupun ia yakin jika ia teriak pun tidak akan ada yang mendengarnya karena kamarnya kedap suara. Seminggu kemudian, akhirnya Ujian Nasional telah selesai dan malam ini waktunya Prom Night yang diadakan setiap tahun untuk merayakan kelulusan para murid. Semua orang gembira karena ini adalah pesta yang mereka tunggu-tunggu, kecuali Macy tentu saja. Selain tidak ada yang ingin jadi pasangannya, ia juga merasa tidak pantas untuk datang ke acara itu dan yang paling penting ia takut dengan bully-an yang akan mereka lakukan padanya. Jadi ia memutuskan untuk berada di rumah saja. Dan di sinilah Macy berada, di atas ranjang dalam kamarnya. Tempat ternyaman baginya dan tentu saja tidak ada yang akan mem-bully-nya. Namun, berada dalam kamar yang sunyi dan tidak melakukan kegiatan apapun membuat Macy kembali memikirkan ucapan Warren tempo hari dan itu membuatnya kembali merasa sakit. Karena semua celaan yang ia dengar selama ini diucapkan langsung oleh pria yang ia sukai. Entah dapat kekuatan dari mana Macy bertekad untuk mengubah dirinya. Dan itu akan ia mulai dengan pergi jauh dari tempat dimana ia hanya akan merasa sakit. ------- "Dad, Mom, Kak, Macy mau kuliah di London" Ucap Macy membuat Derrick dan Tessa segera menatapnya dan Monica yang tersedak ketika meminum tehnya. "Uhuk... Uhuk... Apa Dek? Kamu mau kuliah di London dan tinggalin Kakak sendirian di sini?" Tanya Monica terkejut dengan sedikit lebay. "Macy bukannya tinggalin Kak Monic, tapi Macy mau kuliah di sana. Lagipula di sini ada Mommy dan Daddy, jadi kakak tidak sendirian" Jelas Macy. "Sama saja kamu mau tinggalin Kakak kamu yang manis dan cantik jelita ini sendirian di sini bersama Daddy dan Mommy yang jarang di rumah. Kalau kamu pergi, Kakak tidak punya teman lagi di rumah" Rengek Monica yang terlihat sangat alay di mata Macy bahkan kedua orang tuanya. "Kamu benar mau lanjut kuliah di London?" Tanya Tessa. "Iya Mom" Jawab Macy. "Kenapa tiba-tiba? Memang kamu tidak akan rindu sama Daddy, Mommy, dan Kakakmu nanti? Lagipula di sini juga banyak Universitas yang bagus" Tanya Derrick. "Pasti rindulah Dad, tapi Macy mau belajar mandiri" Jawab Macy jelas berbohong. Karena alasan utama ia ingin ke London adalah karena ia ingin mengubah fisiknya dan ia ingin melupakan kejadian yang paling menyakitkan yang ia alami di akhir masa putih abu-abunya. "Ya sudah, jika itu pilihan kamu sayang" Ucap Tessa. "Mom!" Pekik Monica. "Makasih Mom" Ucap Macy kemudian memeluk Tessa. "Daddy tidak dapat pelukan?" Tanya Derrick merajuk. Mendengar rajukan sang ayah, Macy segera memeluk Derrick. "Dad!" Pekik Monica lagi. "Mommy, Daddy, kenapa diizinin?" Tanya Monica kesal. “Tidak apa-apa, lagipula kamu juga jarang di rumah dan lebih memilih mengurus butik sama restoran kamu” Sindir Tessa yang langsung mendapat tatapan tidak bersahabat dari Monica. "Tenang saja Kak, kita masih bisa komunikasi melalui sk*pe" Sahut Macy. "Tapi tetap saja, komunikasi jarak jauh dan tatap muka langsung itu beda Cy" Ucap Monica. "Sudahlah Nic, kamu ini kayak anak kecil saja. Kamu juga harus menghormati keputusan Adik kamu" Ucap Derrick. Setelahnya Monica merajuk dan tidak berkata apapun lagi kemudian kembali memainkan ponselnya. Yah, seperti itulah Monica Allyson. Fisiknya memang telah dewasa, namun sifatnya terkadang masih seperti anak kecil yang akan merajuk ketika keinginannya tidak dipenuhi dan bersikap alay untuk merespon sesuatu. Namun terkadang Monica juga akan bersikap tegas dan bijak jika hal itu diperlukan. ------- Ini adalah cerita pertamaku di Dreame/Innovel :) Semoga kalian suka dengan chapter pertama ini^^ Love you guys~

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Mrs. Rivera

read
45.3K
bc

Fake Marriage

read
8.4K
bc

Over Protective Doctor

read
474.0K
bc

Pinky Dearest (COMPLETED) 21++

read
285.7K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.2K
bc

JODOH SPESIAL CEO JUDES

read
288.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook