bc

Menaklukkan Hati Om Mafia

book_age18+
1.8K
FOLLOW
13.6K
READ
dark
possessive
CEO
student
sweet
campus
city
secrets
war
like
intro-logo
Blurb

Happy Reading~

Sequel My Romantic Marriage~

Alfabet Series #1/5

Bisa dibaca secara terpisah untuk setiap series :)

Austin Stone. Pria dengan rahasia yang ia kunci rapat-rapat. Pria yang dijuluki Kosong Satu dalam dunia gelap, dunia yang kejam. Bertemu seorang gadis yang pantang menyerah dalam meluluhkan hatinya.

Evelyn Carbert. Gadis yang hidup sederhana di tengah gelimangan harta yang ia miliki. Gadis yang menemukan tujuan hidupnya di umur dua puluh tahun. Dan itu adalah menjadi Mrs. Stone.

Can you guess when that guy will melt? Or will it never even melt and she gives up? What about the shadow of the man’s past? Let’s see.

chap-preview
Free preview
Chapter 1
“Jadi kau memanggilku ke sini hanya untuk mengatakan itu?!” Tanya Austin menahan amarahnya pada seorang wanita di hadapannya. “Jangan bercanda! Jangan mencoba untuk mengatur hidupku! Aku membiarkanmu hidup selama ini hanya karena dia. Jadi jangan pernah melakukan hal yang akan kau sesali!” Bentak Austin. “Tolonglah, ayahmu sedang sakit dan tidak bisa menghadiri acara itu. Kalau kamu tidak pergi, perusahaan ayahmu akan terancam bangkrut karena di sanalah satu-satunya kesempatan untuk bertemu Mr. Carbert” Mohon sang wanita. “Sudah kuduga, kau melakukan ini hanya untuk harta. Harusnya aku membunuhmu saat tahu kalau kau yang membuat dia harus mengalami kejadian mengerikan itu!” Ucap Austin sembari menunjuk wanita tersebut kemudian berlalu. “Austin! Austin! Tolong dengarkan aku! Austin!” Teriak sang wanita namun tak dihiraukan oleh pria itu. ------- Suara tawa beberapa gadis terdengar sepanjang koridor loker International University yang hening hingga membuat Evelyn yang berada tak jauh dari ujung koridor hendak menuju lokernya mendengar gelak tawa tersebut. Evelyn? Ya. Evelyn Carbert. Putri semata wayang dari pasangan suami istri Will Carbert dan Macy Carbert dan merupakan salah satu pewaris dari CT Corp. dan AN Corp. Padahal koridor loker cukup ramai sekarang tapi yang ia dengar hanya suara gelak tawa tersebut. Dengan sedikit kebingungan ia terus berjalan hingga ia melihat beberapa wanita mempermalukan seorang gadis lainnya yang tengah terduduk di lantai dengan melemparinya telur dan sepertinya air yang berwarna keruh dengan aroma yang tak sedap setelah sebelumnya tubuh wanita tadi telah basah kuyup. Lagi. Evelyn mendapati kejadian bullying seperti ini terjadi tepat di depan matanya. Saat melihat seorang dari pem-bully tersebut mengeluarkan sebuah botol dari kantung plastik dengan isi botol tersebut yang berwarna kuning, Evelyn semakin geram. Dengan segera ia berjalan menghampiri mereka dan menahan lengan Jessica -salah satu pem-bully- saat hendak membuka tutup botol tersebut. "Hentikan!" Ucap Evelyn pelan namun penuh penekanan dengan tatapan tajamnya yang tak lepas dari Jessica. "Well, pahlawan kesiangan para nerd sudah datang" Sindir Jessica sembari tersenyum merendahkan bersama kedua temannya yang berada di samping kiri dan kanannya. Jessica Brave merupakan putri dari salah satu donatur terbesar di kampus tersebut. Jadi tak heran jika ia melakukan suatu tindak pem-bully-an di area kampus. Karena ia tahu, tak ada yang akan berani menegur apalagi melarangnya kecuali orang tersebut telah siap untuk mencari kampus lain. Namun hal tersebut tentu saja tak berlaku untuk seorang Evelyn. Bahkan Jessica tak mengerti mengapa sampai sekarang ayahnya tidak mengeluarkan Evelyn dari kampus ini padahal ia telah beberapa kali mengancam sang ayah untuk melakukan apa yang ia minta. Akan tetapi, ayahnya hanya berkata untuk tidak menanggapi Evelyn. Padahal selama ini ayahnya selalu menuruti permintaannya apapun itu. Bahkan telah ada empat orang mahasiswa dan seorang dosen yang pindah kampus karena nekat menegur Jessica. Jessica tidak mengenal Evelyn dengan baik bahkan ia tidak peduli siapa dan dari keluarga mana Evelyn berada. Yang ia tahu hanyalah Evelyn adalah orang yang paling ia benci di dunia ini. "Lepaskan tangan kotormu dari tangan suciku, bitch" Pintah Jessica yang dituruti oleh Evelyn beberapa detik kemudian. Setelah Evelyn melepaskan tangannya, Jessica segera membersihkan lengannya, bekas yang Evelyn pegang tadi. “Apa yang kalian lakukan?” Tanya Evelyn. “Bersenang-senang” Jawab Jessica enteng. “Memangnya bersenang-senang yang kalian maksud itu seperti apa? Karena yang kulihat sekarang adalah kalian sedang mem-bully orang lain. Tindakan kalian ini salah dan sepertinya aku hampir mengatakan hal ini setiap hari” Ucap Evelyn. “Dan sepertinya aku juga telah mengatakan untuk tidak usah ikut campur urusan kami padamu setiap hari dan kau masih tetap melakukannya” Ujar Jessica. “Benar. Kalau kau mau ikut campur urusan orang, belajar dulu sana dari Nyai Nikita yang sudah pro” Sahut Tania Vlane, salah satu teman Jessica. “Ikut campur? Apa menegur para pem-bully seperti kalian adalah suatu ikut campur? Kalian hanyalah sekumpulan orang-orang bodoh yang hidup di bawah harta orang tua kalian dan menunjukkannya pada dunia seakan-akan itu adalah hasil jerih payah kalian” Ucap Evelyn. “Apa? O, orang bodoh? Lancang sekali kau!” Ujar Jessica kemudian mengangkat tangannya untuk menampar Evelyn dan membuat orang-orang yang menyaksikan seketika tegang. Namun sayangnya sebelum tangan itu mendarat di wajah mulus Evelyn, Evelyn dengan sigap menahan tangan Jessica di udara. “Kau tidak terima dengan ucapanku? Jika tidak, maka hiduplah dengan baik dan benar. Dengan begitu orang-orang tidak akan menganggapmu bodoh. Kau pikir mereka menyukai tingkah bodohmu ini? Tidak. Mereka hanya menganggapmu sebagai orang bodoh dan gila” Ucap Evelyn yang pastinya dapat terdengar oleh orang yang menyaksikan perdebatan mereka dan itu membuat wajah Jessica merah menahan malu. “Kau!” Seru Jessica kemudian melepaskan tangannya dari Evelyn kemudian berlalu begitu saja yang diikuti oleh kedua temannya. Setelah kepergian Jessica, para mahasiswa kembali melanjutkan kegiatan masing-masing dan suasana pun kembali ricuh seperti sedia kala. Evelyn mengeluarkan sapu tangan dari dalam tasnya dan memberikannya pada gadis yang tengah terduduk di hadapannya. “Pakai ini” Ucap Evelyn kemudian berlalu meninggalkan sang gadis yang hanya diam dan memandang punggungnya dari jauh. Tanpa mereka sadari, seorang pria dengan setelan mahal menyaksikan kejadian tersebut bahkan sebelum Evelyn datang dan berlalu begitu Evelyn menghilang dari pandangannya. “Ada apa dengan kampus ini? Bisa-bisanya mereka menerima mahasiswa seperti mereka. Sungguh tidak tahu etika. Memangnya mereka hidup di zaman kapan? Ini sudah abad ke dua puluh satu dan mereka masih melakukan tindakan tidak terpuji seperti itu. Sungguh bodoh” Gerutu Evelyn di sepanjang perjalanan menuju kelasnya hingga tak menyadari kalau seseorang mendekat padanya. “Hei!” Seru orang tersebut yang tak lain adalah Mikaila Benhard -satu-satunya sahabat Evelyn- sembari merangkul pundak Evelyn. “Astaga, kau mengejutkanku” Gerutu Evelyn. “Aku memanggilmu dari tadi tapi kau hanya sibuk menggerutu sendiri. Memangnya ada apa?” Tanya Mikaila. “Para pem-bully itu beraksi lagi. Kau tahu ‘kan, aku sangat tidak menyukai tindakan mereka” Jawab Evelyn. “Ya, ya, aku tahu dan kau akan menjadi pahlawan untuk mereka yang di bully” Ucap Mikaila. “Bukan begitu, aku hanya tidak menyukai hal-hal bodoh seperti itu. Aku tidak ingin melihat hal seperti itu di depan mataku karena akan mengingatkanku dengan kejadian buruk yang menimpa Mommy” Gumam Evelyn. “Iya, aku tahu. Aku hanya bercanda dan hei, itu semua sudah berlalu. Bahkan Aunty Macy juga sudah memaafkan mereka yang melakukan itu padanya” Ucap Mikaila. Yap, Mikaila adalah satu-satunya orang yang mengetahui siapa Evelyn sebenarnya. Nama belakang disingkat membuat siapapun tidak akan bisa mencari tahu identitasnya. Dan alasannya sama dengan sang ibu yang memilih menyembunyikan identitasnya pada publik agar tidak menerima perlakuan spesial dalam bentuk apapun. Evelyn tidak ingin memakai kekuasaan orang tuanya hanya untuk meningkatkan status sosialnya dan ia juga tidak ingin berteman yang hanya memandang harta orang tua mereka. Sementara Mikaila merupakan gadis yang hidup sederhana dalam artian sebenarnya. Ia pun berhasil masuk kuliah berkat beasiswa yang ia terima sejak sekolah menengah pertama yang mempertemukan mereka berdua. Hingga beranjak ke tingkat abu-abu, Mikaila baru mengetahui siapa sebenarnya Evelyn. Putri dari pengusaha yang menguasai bisnis dalam dan luar negeri. “Justru karena Mommy memaafkan mereka dengan mudahnya, aku semakin membenci mereka yang melakukan bullying. Karena hal itu, kami harus berpisah dari Daddy selama tiga tahun” Ucap Evelyn. “Hei, Aunty Macy telah melakukan hal yang benar. Seharusnya kau mendukungnya, bukan sebaliknya. Aku yakin, Aunty Macy juga akan mengatakan hal yang sama” Ujar Mikaila. “Sudahlah. Jangan dibahas lagi atau air matamu akan keluar setiap kali kita membahasnya” Lanjutnya. “Dasar!” “Bagaimana dengan laporanmu? Sudah selesai?” Tanya Mikaila. “Sejak kapan aku menganggurkan tugas?” Tanya Evelyn balik. “Ya, ya, Evelyn si gadis rajin” Goda Mikaila tepat saat mereka berada di depan kelas. “Hei, hari ini aku mau ke panti. Kau mau ikut?” Tanya Mikaila saat mereka duduk. “Aku mau, tapi hari ini aku harus menggantikan Daddy dan Mommy ke acara amal karena Kak El sedang ada urusan” Jawab Evelyn. ”Baiklah, tidak apa-apa. Tapi kenapa mereka tidak bisa pergi?” Tanya Mikaila. “Katanya mereka ingin menghabiskan malam ini hanya berdua dengan romantis” Jawab Evelyn. “Wah, Uncle Will tetap jadi idamanku. Betapa beruntungnya kalau aku juga memiliki suami yang romantis seperti Uncle Will” Gumam Mikaila. “Semoga saja, supaya kau bisa berhenti menjadikan Daddy role-model untuk suamimu nanti” Sahut Evelyn. “Tapi bukankah Uncle Will sedikit licik? Memanfaatkanmu untuk pergi ke acara itu karena tahu di sana tidak ada kamera yang akan mengeksposmu demi berduaan dengan Aunty Macy?” Tanya Mikaila. “Tidak apa-apa. Justru aku bersyukur Daddy dan Mommy mengerti diriku yang tidak mau terekspos di dunia maya” Ujar Evelyn. “Kelicikan mereka ternyata sudah mendarah daging. Aku ingat cerita Kak El saat kalian masih kecil, Uncle Will menyuruh Kak Al menjaga kalian hanya untuk berduaan dengan Aunty Macy” Seru Mikaila. “Eh, kalau di sana banyak pria tampan, jangan lupa kenalkan satu padaku ya. Siapa tahu aku bisa jadi Cinderella” Lanjutnya. “Aku mau ke acara amal, bukannya mencari pria. Lagipula bukankah sudah pernah kukatakan kalau acara seperti itu hanya akan dihadiri oleh pria tua yang sudah beranak cucu?” Ujar Evelyn. “Tapi aku yakin, malam ini akan ada pria tampan di sana. Persiapkan saja dirimu” Ucap Mikaila. “Kau mau mencoba peruntungan menjadi cenayang?” Tanya Evelyn. “Mungkin. Jangan lupa traktir aku kalau ternyata benar ya” Canda Mikaila. “Aku akan membuatkan makanan spesial untukmu kalau ternyata ada pria tampan di sana” Ucap Evelyn. “Yang benar? Wah, beruntungnya aku bisa mencicipi masakan spesial dari Evelyn” Ucap Mikaila seakan-akan baru saja mendapat hadiah terindah sepanjang hidupnya. Bagaimana tidak? Pasalnya Evelyn memang sangat pandai memasak. Bahkan beberapa kali ia menciptakan menu baru jika sedang memiliki waktu tenggang di mansion. Semua itu berkat kolaborasinya dengan Rachel sejak ia kecil. Evelyn sungguh sangat berterima kasih pada wanita itu. ------- Yuhuuu, cerita anaknya Macy dan Will hadirrrr ;) Ada yang nungguin nggak yaa? >_< Buat yang belum baca cerita orang tuanya Evelyn, boleh banget baca ceritanya dulu biar nyambung. Judulnya 'My Romantic Marriage'^^ Love you guys~

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Mrs. Rivera

read
45.3K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K
bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
87.3K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.2K
bc

The Seed of Love : Cherry

read
111.5K
bc

The Unwanted Bride

read
111.0K
bc

A Million Pieces || Indonesia

read
82.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook