bc

Mr. & Mrs. ZAHRUL

book_age16+
595
FOLLOW
2.1K
READ
family
love after marriage
fated
pregnant
mate
scandal
self-improved
sweet
bxg
lies
like
intro-logo
Blurb

Sebelum aku mencintaimu, aku sudah pernah berikrar untuk mencintai istriku dengan tulus suatu hari nanti.

Dan waktu itu kini telah tiba.

Sebaik mungkin, aku berusaha menjadi laki-laki yang penuh tanggung jawab. Membuatmu merasa aman dan nyaman saat kita bersama. Dan resikonya, kamu akan kecanduan dengan kebersamaan kita, menjadi gelisah sesaat kita tak jumpa.

chap-preview
Free preview
Semua karena Dika
Mencintaimu adalah hal terbaik yang pernah aku tahu. Pernikahan ini, membuatku merasa sangat bersyukur kepada Allah 'Azza wa Jalla karena telah membuat skenario sedemikian indahnya. Meskipun aku tahu, tidak ada kebersamaan yang akan abadi di dunia kecuali maut pemisah. Tapi, aku percaya, bahwa kamulah takdir khusus yang sudah Allah gariskan untukku. Kamu, adalah jodohku. Jika diberi sebuah pilihan antara Matahari, Bulan dan Bintang. Aku memutuskan untuk tidak memilih ketiganya. Kenapa? Alasannya, karena mereka punya letak jauh. Sedangkan aku tidak bisa jauh darimu, Aku memutuskan untuk memilih hal sederhana. Yaitu, udara. Alasannya juga cukup simpel, yaitu bisa didekatmu setiap waktu. Bisa selalu ada dalam setiap helai nafasmu. Hubungan ini, ikatan ini, bukan suatu guyonan semata. Kita diciptakan satu.. Merajut apa itu yang disebut kehidupan berumah tangga. Banyak perbedaan diantara kita.. Dan kurasa itu bukan suatu masalah besar. Karena, perbedaan itulah yang akhirnya mampu melengkapi kehidupan kita. Sebelum aku mencintaimu, aku sudah pernah berikrar untuk mencintai istriku dengan tulus suatu hari nanti. Dan waktu itu kini telah tiba. Sebaik mungkin, aku berusaha menjadi laki-laki yang penuh tanggung jawab. Membuatmu merasa aman dan nyaman saat kita bersama. Dan resikonya, kamu akan kecanduan dengan kebersamaan kita, menjadi gelisah sesaat kita tak jumpa.. Terima kasih telah mengajarkanku apa arti cinta sesungguhnya, Shella Maulina Cantika. Aku mencintaimu Muhammad Zahrul "Loe ngapain malem-malem main kesini, sih. Ganggu acara gue aja." Tegur Zahrul pada Dika Heran sekali, selarut ini Dika mendatangi apartemennya hanya karena mau minta kopi. Padahal, di Starbucks, kafe, atau warung-warung kopi lain. Minuman sejenis kopi dijual bebas. "Loe gak lihat nih. Gue minta kopi." Tunjuk Dika pada gelasnya Dika terlihat sangat kacau, dan Zahrul tidak tahu alasannya apa. "Loe gak punya duit. Celengan loe kemana. Harta bokap nyokap habis?" cecar Zahrul lewat bejibun pertanyaan Dika menggeleng, ia menyeruput kopi buatan Shella. Sedikit nyaman berada satu apartemen dengan sepupunya ini. Rasanya, mendengar Zahrul ngedumel membuatnya merasa diperhatikan. "Kopi buatan istri loe beda. Mantul. Ada manis-manisnya gitu. Pantes loe betah diapartemen. Ternyata, ini toh alasannya." "Hmm,, ," gumam Zahrul malas, dia masih melirik sinis pada Dika. Jangan bilang sepupunya ini, akan menginap disini selamanya? "Btw, gue rencana nginep nih." Hancur sudah rencana Zahrul berduaan dengan Shella. "Gue gak kasih izin." Tegas Zahrul, bisa-bisanya Dika jadi perusak malamnya Dika tidak perduli, "Gue, udah bilang sama Shella. Katanya boleh-boleh aja tuh. Malahan, disuruh tidur di kamar tamu. Gimana dong." Sindir Dika pada Zahrul. Skak matt, bisa-bisanya Shella membiarkan Dika menginap. "Yang punya apartemen ini, gue. Gue sebagai pemilik sah, tidak memberikan izin kepada Anda tuan Dika. Udah, balik sono." usir Zahrul tak mau ambil pusing Dika menyeruput habis kopi miliknya, "Berisik, udah lah. Gue ngantuk mau tidur dulu. Bye Aa' Zahrul." Dika mengucapkan seperti nada bicara Jessy yang lemah lembut Meninggalkan Zahrul tanpa rasa salah. Seolah apartemen ini adalah kepemilikannya. "Untung anak tante Yona, kalau enggak udah gue giling loe." Zahrul ngedumel sembari menatap Dika masuk kamar tamu ** "Kak, semalam Dika menginap disini, ya?" Shella tengah mempersiapkan nasi beserta lauk pauk untuk bekal Zahrul Zahrul kini jarang sekali makan di luar semenjak menikah. Setiap hari Shella dengan sukarela membuatkan makan siang untuknya. Atau jika tidak sempat, Shella akan menyuruh supir untuk mengantarkan bekal ke kantor Zahrul saat jam makan siang tiba. Bagi Shella, ada semacam kepuasan tersendiri ketika kak Zahrul selalu mau makan masakannya. Sebagai seorang istri, dia lumayan kerepotan karena harus bisa membagi waktu antara pekerjaan dengan urusan rumah tangga. Tapi, Shella senang punya peran ganda. Dan Shella tidak pernah menyesali apapun keputusan yang sudah dia pilih sejauh ini. "Iya." Zahrul menyendok nasi di piring, tak lagi perduli dengan bahasan soal Dika. Dan bagi Zahrul sendiri, menikah itu enak. Apa yang dia kerjakan selama itu untuk keluaraga adalah suatu berkah dan berpahala. Keringatnya selalu terbayar untuk kebahagiaan istri kecilnya ini. Seharusnya, sudah sejak dulu Zahrul menikah. Tapi, untungnya Zahrul tidak mengedepankan sikap egois. Ketepatan waktu dalam pernikahan juga teramat penting. Pernikahan membutuhkan kesiapan mental dan finansial yang cukup pula. Kembali ke topik. Sejujurnya, Zahrul malas sekali membahas Dika. Apalagi wajah sok manis yang dibuat-buat. Semua karena kedatangan Dika "Hallo, dek Shella." Uhukk, uhukk.. Zahrul tersedak air mendengar panggilan Dika untuk Shella. Apa-apaan, sejak kapan panggilan itu tercipta untuk istrinya. Rasanya, itu menggelikan di telinga Zahrul. Zahrul memilih mengabaikan laki-laki songong itu. Tidak sadar apa, jika kedatangannya justru membuat ruwet pikirannya pagi ini.   "Pulang loe, ngapain masih disini?" tegur Zahrul pada Dika Dika merasa tak perlu menjawab pertanyaan Zahrul, lantas dia hanya cuek bebek. Duduk di kursi makan. Siap menerima layanan dari sang ratu. "Mau apa Dik?" ucapan Shella sangat ramah, lain halnya dengan sepupunya itu. Selalu saja sensi setiap Dika bertamu. Suami istri yang aneh, "Aku, mau nasi goreng dong." ucap Dika spontan Zahrul mencegah tangan Shella yang hendak mengambilkan nasi untuk Dika. "Gak usah diambilin, dia sudah punya tangan dua'kan?" "Ck, ini masih pagi. Dan sudah disuguhi rasa cemburu, nanti gak berkah bro." Dika meraih centong nasi, dia tidak meminta tolong lagi pada Shella. Tangannya dengan cekatan mengambil nasi goreng sesuai porsinya. Satu piring penuh, ditambah dua paha ayam. "Iya nih, kak Zahrul kenapa jutek banget sih dari bangun tidur. Lepek gitu mukannya, ada masalah apa?" Shella ingat, semalam Zahrul ingin berbicara namun ia kalah duluan dengan rasa kantuk. Jadi, dia tidur lagi. "Nanti, kita bicarain." putus Zahrul pada istrinya "Mau punya dedek, dia Shell." celetuk Dika tanpa rasa bersalah Itu membuat pipi Shella bersemu merah, tidak tahukan Dika jika dia dan Zahrul belum pernah melakukan ritual sampai kesitu. "Lain kali, kalau kesini siang aja. Sama jangan lupa bawa oleh-oleh." ucap Zahrul pada Dika "Kak,, ," tegur Shella, ia berupaya mengingatkan Zahrul soal sopan santun "Iya, nanti gue bawain kolak satu truk, deh." "Alah, gak usah didengerin Dik. Mending bawa calon istri lebih berfaedah." Shella ikut nimbrung "Nanti deh, Shell. Harusnya kita nikah, ya. Sayang banget gue malah diduluin sama bapak CEO ini. Apalah dayaku hanya seorang fotografer handal." Zahrul mendengus, ia menepuk bahu Dika "Sebelum loe kenal sama istri gue. Dia sudah resmi jadi cewek gue. Jodoh kita gak pernah tertukar kok. Loe aja yang lembek, mau aja digantungin. Pakai acara status Brotherzone lagi." "Brotherzone, apaan kak?" Shella mulai tertarik dengan pembahasan kali ini "Brotherzone, adalah masa dimana seseorang hanya dianggap kakak adik oleh orang yang dicinta. Alasannya beragam, mulai dari rasa tidak tega untuk melakukan penolakan atau memang suka tapi salah satu pihak sudah punya pacar." "Shit, loe ngomong sampah, Rul." "Gue ngomong bener. Udah gue mau ngantor dulu." Shella beranjak dari duduknya begitu Zahrul mengatakan hendak berangkat kerja. "Shella, ikut kak Zahrul dulu sini." Shella mengekori Zahrul, membuat Dika terus menerus menggoda pengantin baru itu. "Cuit, cuit masih pagi ini." ** "Nih kartu atm kakak, dipakai buat kebutuhan kamu. Nanti, kalau kurang bilang sama kakak. Jangan terlalu irit juga jangan terlalu boros, pakai sesuai kebutuhan." Jelas Zahrul pada istrinya "Ini, Shella terima ya kak." "Iya sayang, kakak berangkat dulu ya. Kamu hari ini ada jadwal pemotretan?" "Tidak, nanti Shella mau ke rumah mama Intan. Mau bantuin masak buat acara arisan." Zahrul mengangguk "Yasudah, nanti kakak jemput disana, ya." "Gak usah, Shella sendirian saja kak. Kak Zahrul pasti kecapean." Zahrul mengecup pipi Shella sekilas "Gak ada penolakan, sayang." Pipi Shella merona, sungguh selama menikah kak Zahrul memperlakukannya sangat istimewa. Shella kadang merasa apa yang Zahrul lakukan berlebihan, namun kadang ia merasa hal itu biasa dilakukan oleh sepasang suami istri. "Kenapa merah nih pipi." goda Zahrul sembari mencubit gemas pipi Shella "Ih, kakak. Aku malu tau, masak main cium-cium aja." "Lah, kan udah sah." Jawab Zahrul enteng "Iya tapi aku masih malu." ujar Shella menghalangi tangan Zahrul yang hendak mencubit pipinya, lagi ** Ting.. tong..ting.. tong Shella memencet bel rumah Zahrul. Harusnya ia tidak perlu melakukan itu, tapi ia terlalu kebiasaan bersikap sopan dirumah siapapun. "Hlo, mantu mama sudah datang. Ngapain pakai pencet bel segala, tinggal masuk saja'kan gak mama kunci." "Shella biasanya juga gitu ma, jadi kebiasaan." "Emm, iya udah sayang. Lain kali jangan gitu ya. Kamu, juga bawa apaan sayang?" Mama Intan menunjuk kantong kresek besar yang Shella bawa "Kue, sama puding." "Ya Allah, pakai repot-repot bawa begituan. Mama kan nyuruh kamu datang sendirian tanpa embel-embel barang. Ini kenapa bawa makanan segala." ucap mama Intan sedikit kesal pada mantunya "Gak repot kok ma, nanti kak Zahrul juga kesini kok pulang kerja." "Wah, bagus dong. Kalian bisa menginap." Shella mengangguk setuju "Yuk, bantuin mama siap-siap." Shella membantu mama Intan menyiapkan kue-kue dipiring. Sesekali mereka tertawa karena tante Intan tidak henti-hentinya menceritakan kekonyolan Zahrul sewaktu kecil. * "Sekretaris yang saya minta sudah ada, Mit?" Tanya Zahrul sebelum memasuki ruang kerjanya Ia memang membutuhkan sekretaris baru, karena sekretaris yang lama memilih mengundurkan diri setelah menikah. "Sudah, pak," jawab Mita patuh "Baik, langsung suruh ke ruangan saya. Karena hari ini saya mau pulang cepat." "Baik pak." Jawab Mita formal Zahrul mulai sibuk dengan pekerjaan diruangannya. Sesekali ia beralih dari laptop ke kertas laporan demi membubuhkan tanda tangan. Lalu, ia meraih ponsel dan melakukan video call dengan Shella. Hanya melihat wajah Shella sudah pasti membuat mood kembali naik. Hal seperti ini sudah biasa ia lakukan, kadang Shella memarahinya karena terlalu sering mengganggu jadwal pemotretan. "Hallo sayang,, ," Sapa Zahrul di depan ponsel tanpa canggung "Kakak, aku lagi sibuk bantuin mama. Nanti saja ya video call lagi." Jawab Shella di seberang sana "Gak mau, kamu nanti capek, Shell." Zahrul memberengut kesal "Iya capek kalau habis ini kamu paksa layanin kamu!" Sembur mama Intan Percayalah, Layar ponsel awalnya menampilkan wajah Shella berubah horror seketika wajah mamanya muncul. "Ah, mama ganggu aja deh. Zahrul mau ngomong sama istri Zahrul. Kenapa malah diganggu." Gerutu Zahrul kesal "Istri kamu lagi mama mintain pendapat baju. Nanti saja lanjut lagi. Bye, cari uang yang banyak ya anak mama." Tutt,, tutt Panggilan terputus. Zahrul mendengus kesal. Beginilah, setelah mereka menikah. Setiap Shella sedang bersama mamanya, otomatis istrinya akan dimonopoli oleh sang mama. Dia bermanja ria pun tidak bisa. Menyebalkan.. "Permisi pak Zahrul, sekretaris baru sudah datang." "Ya, suruh masuk." "Masuklah…" ucap Mita pada seseorang dibalik pintu Seorang wanita dengan perawakan tinggi dan rambut sebahu muncul. Ia berjalan mendekati meja Zahrul. "Selamat siang bapak,," "Ya?" Zahrul meletakkan ponselnya. Matanya terpaku terhadap sosok cantik didepannya. Wanita yang dulu pernah menghiasi masa-masa SMA. "Adelia?" "Kak Zahrul?"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
9.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.6K
bc

My Secret Little Wife

read
85.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook