Kirana melihat bagaimana Olivia kini memandang suaminya—bukan dengan cinta, tapi dengan penghinaan. Dan entah kenapa, itu tidak membuat Kirana puas. Hanya lelah. Pintu belum lama tertutup ketika Olivia berbalik perlahan—terlalu perlahan. Tatapannya menusuk. Dalam. Membakar. Huda berdiri kaku seperti seseorang yang baru ketahuan mencuri sesuatu jauh lebih berharga dari uang. Ia mencoba bicara, tapi Olivia mengangkat tangan duluan. “Jadi ini ya… semua yang kamu sembunyiin selama ini?” Nada suaranya datar. Tapi kemarahan itu terasa, setipis kaca yang siap pecah tiap detik. Huda menelan ludah. “Oliv… denger aku dulu—” Olivia tertawa pendek. Sebuah tawa yang tidak punya kebahagiaan sama sekali. “Denger kamu dulu? Mas Huda… dari kapan omongan kamu itu masih ada harganya?” Huda tersent

