Rindu Yang Membuncah

1124 Words

Nafas Kirana menjadi terengah-engah, tubuhnya bergetar hebat di pelukan Bramasta. Di puncak kenikmatannya, jari-jemarinya meraih rambut Bramasta yang selalu rapi itu, sekarang berantakan. Setiap sentuhan, setiap dekapan, membawanya pada puncak sensasi yang membuatnya lemas. "Pak Bram…," rintihnya, suaranya parau dan penuh hasrat. Gerakan mereka sinkron, saling mengisi dalam keintiman yang membuat seluruh indranya terbakar. "Kamu suka, Sayang?" bisik Bramasta, suaranya berat. Jawabannya adalah erangan panjang dan pelukan yang semakin erat, tubuh mereka bergerak dalam irama lama yang sempurna, menyatu dalam kehangatan dan keringat. Bramasta dengan lembut membaringkan tubuh Kirana di atas sofa. Dalam dekapan yang mesra, posisi mereka berubah, menemukan bentuk yang lebih intim. Setiap geraka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD