Pintu kamar Ardan dibuka oleh seseorang. Membuat dirinya yang sedang tidur telentang di atas ranjang mengalihkan atensi untuk melihat siapa yang masuk ke kamarnya. Dadanya berkecamuk saat mengetahui siapa yang ada di depan pintu. Sesosok lelaki bertubuh ramping dengan kulit tan dan berkumis. Dialah Joni, ayah Ardan. Menghormati kedatangan sang ayah, Ardan memilih untuk bangkit dari posisinya semula dan duduk di pinggiran ranjang. Dia sudah pasang telinga. Siap mendengar apapun yang akan keluar dari bilah bibir ayahnya. "Papa dengar kamu masih terus menghubungi gadis itu. Kenapa? Apa peringatan papa kurang jelas? Kamu mulai berani mengabaikan papa karena gadis itu. Lalu apa lagi? Kamu akan melupakan belajar dan merasa kalau mendapatkan kembali gadis itu merupakan hal yang paling penting

