Sudah seminggu terakhir ini, Bara memutuskan untuk bekerja dari rumah. Memimpin dua perusahaan besar sekaligus tentu melelahkan, tapi semua itu ia lakukan demi Kaia, istrinya yang semakin dekat dengan waktu melahirkan. Bara sadar, kehadirannya sangat penting untuk mendampingi dan memastikan kenyamanan Kaia, dan untuk itu, ia rela berbagi beban pekerjaan dengan Tio, asistennya, serta Adrian dan ayahnya, Pak Pratama. Siang itu, Bara tengah duduk di sofa ruang kerjanya, laptop terbuka di pangkuannya. Fokusnya terpecah ketika melihat sosok Kaia keluar dari kamar, berjalan perlahan dengan perut besarnya yang semakin terlihat jelas. “Mau ke mana, Sayang?” Bara bertanya, nada suaranya lembut tapi penuh perhatian. “Mau ambil minum,” jawab Kaia dengan nada manja yang khas, membuatnya semakin ter

