Bab 105

1157 Words

“Dilanjut?” Bara berbisik serak di antara napasnya yang memburu. Ciumannya terhenti sejenak, matanya menatap penuh gairah ke arah istrinya. Jari-jarinya mengusap bibir Kaia yang kini tampak sedikit bengkak, hasil dari lumatan intens yang baru saja mereka bagi. Kaia menatapnya dengan senyum penuh arti—senyum yang tak membutuhkan jawaban verbal. Bara tahu apa maksudnya. Ia kembali membungkuk, mencium bibir istrinya dengan lembut, namun menuntut, seolah ingin mengukuhkan bahwa wanita ini adalah miliknya, selamanya. Dengan gerakan penuh kepastian, Bara mengangkat tubuh Kaia dengan kedua tangannya, mendudukannya di atas meja kerja yang tadi menjadi saksi malam penuh fokus dan kerja keras. Jemarinya menyusuri punggung Kaia, menyentuh kulit hangat yang selalu berhasil membuatnya kehilangan kend

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD