Kaia mondar-mandir di ruang tengah, gelisah. Sudah pukul sepuluh malam, tapi tak ada kabar dari suaminya, Bara. Biasanya, meskipun pulang larut, Bara selalu memberi kabar. Namun, malam ini ponselnya sunyi. Tidak ada pesan, tidak ada panggilan. Kaia menggigit kuku jarinya—kebiasaan yang selalu muncul saat ia dikuasai kecemasan. Hatinya terus menjerit dengan berbagai kemungkinan buruk. Bagaimana jika sesuatu terjadi pada Bara? Bagaimana jika ancaman itu akhirnya menjadi nyata? Tiba-tiba, suara dari televisi yang menyala di sudut ruangan menarik perhatiannya. Berita lokal menayangkan skandal besar yang mengguncang dunia bisnis. Nama Laksana, penguasa lama Adipati Group, disebut bersama seorang wanita bernama Regina. Namun, yang lebih mengejutkan, nama Kaia Mahika muncul di layar. Kaia mem

