Vio terus mengikuti langkah sang suami yang begitu cepat sehingga ia kesulitan untuk mengikuti langkah suaminya. Ia memakai gamis, sangat kesulitan untuk melangkah. Jika tidak hati-hati, kakinya bisa tersandung karena rok gamisnya. Mereka akhirnya sampai di parkiran mobil yang Jarek gunakan selama di Bandung ini. Mobil yang di siapkan untuknya dari orang kantornya yang di Bandunh. Kini mereka sudah berada di dalam mobil, Jarek sedang mencengkaram erat stir mobil dan beberapa kali memekul stir mobilnya.
"Mas," panggil Vio takut-takut seraya memegang pundak suaminya. Jarek menumpukan tangannya di atas stir mobil dan dia menumpukan kepalanya di atas tangannya tanpa mempedulikan panggilan sang istri.
"Mas," panggil Vio lagi dengan nada suara lembut. Jantungnya berdegup kencang karena ia taku
