Vio masih terdiam dan Jarek juga kini diam. "Aku bukan tidak memikirkan, tapi bagaimana aku bisa percaya sama kamu, mas? Kamu menikah denganku karena kemauan mama kamu. Memang kamu baik selama ini sama aku, mas. Tapi semua itu enggak cukup meyakinkan aku. Aku mana kepikiran kalau kamu cinta sama aku? Di saat yang aku tahu kamu hanya terpaksa menikah sama aku karena mama kamu. Kebaikan kamu selama ini enggak cukup untuk ngeyakinin aku kalau pernikahan ini bisa bertahan. Kamu mengikuti apa yang di mau mamamu untuk menikahi aku, bukan tidak mungkin jika nantinya kamu mengikuti mau mamamu untuk bercerai dariku. Terlepas kamu maunya menikah sekali seumur hidupmu, tapi jika mamamu sudah berkata supaya menceraikan aku, bagaimana?" tanya Vio menatap suaminya itu dengan air mata yang sudah jatuh di

