28

1616 Words

Mobil hitam itu akhirnya berhenti tepat di depan gerbang besar mansion Altair. Lampu-lampu taman yang temaram menyambut kedatangan mereka, memberi kesan dingin dan hening di tengah malam yang sudah larut. Denta mematikan mesin mobil, tapi dia tak langsung bicara. Matanya melirik ke arah Kalia yang langsung membuka seatbelt tanpa menatapnya. Kalia hendak membuka pintu, namun sebelum sempat melangkah keluar, ia berkata datar tanpa menoleh, "Makasih. Dan gue harap… ini terakhir kalinya gue ketemu sama lo." Denta menoleh, tatapannya jatuh pada wajah wanita itu yang terlihat sangat datar, tapi sorot matanya menyimpan benteng tinggi. Senyuman tipis melintas di wajah Denta, tapi bukan senyum bahagia—melainkan senyum getir. "Kamu yakin, baby?" tanyanya pelan, suaranya dalam tapi tak mendesak.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD