80

1458 Words

Seakan melupakan pesan Bhaskara untuk tidak membuat dirinya khawatir, Diajeng kembali larut dalam kegelisahannya sendiri. Ada sesuatu yang terus mengganjal di benaknya, mendorongnya untuk bertindak di luar batas yang telah disepakati bersama suaminya. Dengan gerakan ragu, Diajeng mengambil ponselnya. Jemarinya yang sempat gemetar akhirnya menekan nama yang sudah sejak tadi terpikirkan—Bu Mulia, kepala bagian keuangan perusahaan keluarga mereka yang belakangan ini mengambil cuti mendadak. Panggilan pertama tak dijawab. Diajeng menghela napas, mencoba menenangkan degup jantungnya yang terasa tidak wajar. Ia mencoba lagi. Kali ini sambungan terhubung, meski suara di seberang terdengar sedikit tergesa. "Hallo, Bu Mulia? Ini Diajeng." "Oh, Mbak Diajeng... maaf ya, saya lagi kurang enak bad

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD