104. Davin 10

1432 Words

Bening menunggu dengan sabar, meski waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Tidak ada jaminan lelaki itu akan datang menjemputnya. Apalagi setelah berulang kali Bening mengirim pesan padanya, lelaki itu kunjung membalasnya. Khawatir dia tidak akan datang muncul, setelah situasi stasiun mulai sepi tidak seramai tadi. Apakah sebaiknya dia pulang saja? Berharap pada manusia sama saja menggantungkan mimpi setinggi langit tapi pada kenyataannya ia akan dijatuhkan dalam satu kali hentakan saja. Bening pernah merasakannya. Saat setelah kematian ibu, Bening berharap Ayahnya datang menjemputnya dan mengobati rasa kehilangan yang dirasakannya. Sayangnya lelaki itu tidak kunjung datang, yang ada hanya seorang wanita paruh baya dan seorang lelaki yang keduanya bertugas untuk menjemput Ben

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD