Jangan pernah mengusik lelaki yang duduk di bangku paling belakang, sebab ia pun tidak pernah mengusik kehidupan orang disekitarnya. Ia lebih senang keberadaannya tidak disadari, ketenangan dan menyendiri adalah hobinya. Selain bakar, Davin tidak menyukai hal lain. Contohnya kegiatan olahraga, misal basket ati semua bola. Davin tidak suka keramaian, dimana anak seusianya senang namanya di elukan siswi perempuan. Baginya hal-hal seperti itu hanya membuang waktu saja. “Vin!” Namanya dipanggil, tapi Davin tidak kunjung menoleh. Ia terus berjalan menuju kantin. “Davin, tunggu!” Namanya kembali disebut oleh seseorang, tidak perlu menoleh untuk mencari tahu siapa si pemilik suara, Davin sudah mengen dan hafal. “Lo budeg!” Kesalnya, saat berhasil mensejajarkan langkah. Davin hanya menggum

