102. Dia sempurna untukku

1326 Words

“Bening kemana? Beberapa hari ini nggak kelihatan.” Tanya Mega. Rupanya ia senantiasa menunggu kedatangan gadis itu setiap sorenya. “Kamu marahin dia lagi?” Desak Mega, saat Davin berada di meja makan. “Nggak.” Davin menggelengkan kepalanya. “Terus?” Mega melipat kedua tangan didada, menatap Davin penuh curiga. “Nggak tau. Katanya mau pergi.” “Kemana?” “Nggak tahu, Kak. Dia nggak cerita apa-apa.” “Aneh!” Gerutu Mega. “Jangan bersikap kasar sama dia, kalau kamu nggak mau berteman dengannya, Kakak mau jadi teman dia. Jadi, jangan judes-judes sama temanku!” Davin menghela lemah, menatap kepergian Kakaknya. “Dia kenapa?” Rei muncul, sesaat setelah sang istri masuk kembali kedalam kamar. “Tantrum mulu perasaan.” lanjutnya. Rei duduk di samping Davin, mengisi bangku kosong dan l

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD