Sepenuh Cinta, Separuh Luka #22

1075 Words

“Sejak kapan, Mas?” tanya Nayla, suaranya terdengar santai tetapi matanya penuh selidik. Tatapan Rafa yang semula tertuju pada bibirnya bergeser menatap mata Nayla—penuh tanya dengan pertanyaan yang tidak ia mengerti. “Sejak kapan dokter Rafa jadi senakal ini, hmm?” lanjutnya, lalu terkekeh pelan. Seketika tubuhnya melayang—Rafa mengangkatnya dan menaruhnya duduk di atas kitchen island, membuat ruangan kecil itu terasa semakin intim. “Betapa aku sangat mendambakanmu, Nay. Andai saja aku memberanikan diri sejak awal—” Jemari Nayla menutup bibirnya, menghentikan kelanjutannya. Lalu ia menatap Rafa lembut. “Aku tak pernah menyesali jalan hidupku, Mas. Aku berharap kamu juga begitu. Aku sempat menepis kehadiranmu, tapi kini aku menerimanya—menganggap ini takdir yang baik Tuhan berikan padak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD