Siang itu, matahari memancarkan sinarnya hangat di halaman panti. Suara anak-anak terdengar riang dari kejauhan. Sayang sekali Nayla terlambat sedikit karena mereka saat ini sedang menikmati makan siang. Melihat kedatangan Nayla, bahagia mereka luar biasa. “Bunda Nay, ayo, kita makan bareng,” ajak mereka, bersahutan. “Silakan,” balasnya dengan senyum teduhnya. Karena tidak menemukan Derin di antara mereka. Nayla segera mendatangi kamarnya. Dan benar saja Derin tidak nafsu makan dan hanya tiduran saja. Nayla mendekat, menyalami Bunda Zara yang duduk di ujung ranjang Derin. Wajah anak itu masih pucat, tidurnya pun terlihat tidak nyaman. “Baru tidur, Bun?” tanya Nayla. “Nggak, sudah dari tadi—” “Bundaaaa,” panggil Derin membuka matanya mendengar bisik pelan dua wanita di ruangan itu.

