bc

Polos

book_age16+
3.1K
FOLLOW
16.0K
READ
family
badboy
goodgirl
drama
sweet
bxg
friendship
naive
selfish
shy
like
intro-logo
Blurb

"Jan ngambek, ntar Gavin beliin silverqueen yang banyak."

__

Queen Aily Gibraltar, seorang gadis dengan segudang keunikan dan kepolosan hampir merembet ke bego. Gadis penyuka semua jenis coklat, termasuk Silverqueen yang menjadi kelemahannya. Semarah apapun Aily, pasti akan luluh hanya karena diberikan satu Silverqueen saja. Gadis manja, childish dan moody-an, membuatnya di benci beberapa orang.

Namun, Aily masih mempunyai empat sahabat dan seseorang yang selalu menjadi malaikat penolong untuknya. Seseorang yang selalu bisa mengatasi semua sikap Aily. Seseorang yang sangat Aily cintai. Hingga di kemudian hari, orang itu berubah dan tak lagi Aily kenali.

__

Adhlino Gavin Adhitama, pemuda yang sering di cap sebagai kulkas berjalan kedua. Gavin orang yang egois namun penuh kasih sayang. Memiliki keluarga harmonis. Pawang yang bisa mengendalikan gadis manja dan polosnya. Gavin orang yang cukup tertutup dan dingin, kecuali jika sedang bersama orang yang ia sebut 'gadisnya'. Bersamanya, Gavin tahu arti bahagia walaupun sederhana, ia bisa tertawa dan mengekspresikan dirinya. Hingga kemunculan seseorang dengan rahasia besar membuatnya kehilangan 'gadisnya'.

chap-preview
Free preview
PROLOG
"Aily!" "Gavin udah bilang jangan deket-deket sama dia!" Ia menarik tangan gadis itu hingga mendapat ringisan kesakitan dari yang bersangkutan. "Lepas! Sakit tahu!" Ia menarik tangannya, menatap tak suka, kemudian mengusap pergelangan tangannya yang kini sedikit memerah akibat genggaman pemuda itu yang terlalu erat.  "Aily bisa jalan sendiri!" lanjutnya, ia melangkahkan kaki jenjangnya dan pergi dari sana tanpa hiraukan pemuda itu lagi. Sementara presensi lain yang melihat perdebatan itu menunjukkan smirk-nya, senyum miring yang meremehkan dan menyiratkan kemenangan.  "Jangan coba-coba deketin Aily lagi! Ngerti Lo!" Intonasinya Gavin naikan. Berucap tegas, berusaha menunjukkan jika gadis itu hanya miliknya. Dan tidak ada satupun orang yang bisa merebut apa yang sudah menjadi miliknya, milik Gavin. Gavin mengejar Aily, menarik tangannya lagi. Telinganya menuli, tak mendengar ringisan Aily yang bahkan kini mulai menangis. Mengeluarkan seorang gadis dari mobilnya dan memaksa Aily masuk. Gavin kalap, marah, kecewa menjadi satu. Meremat stir mobilnya dengan erat, melampiaskan agar tidak sampai menyakiti Aily, lagi.  Hingga beberapa saat, Gavin menghentikan mobilnya di mana saja. Menghela napas panjang, mengeluarkan perlahan, berbalik menatap Aily yang lagi-lagi menangis karenanya.  "Berapa kali Gavin bilang, jang–," "Jangan nyusahin, jangan buat masalah, jangan deket sama Aland," potong Aily.  "Jangan buat Gavin khawatir, itu yang benar." Gavin merapikan anak rambut Aily, kemudian melanjutkan, "Aily jangan buat Gavin khawatir dengan terus main sama Aland." Aily menepis tangan Gavin. "Gavin juga main terus sama dia." Kalimat Aily seolah menampar dirinya. Gavin bungkam hanya karena beberapa kalimat spontan dari gadisnya.  *** "Awsh, Aily kan, udah bilang berenti! Sakit ih!" "Iya ini bentar lagi, tahan. Lagian siapa yang nyari masalah duluan?" balas Gavin membuat Aily diam. Gadis itu merengut lucu dengan raut wajah kesal yang dibuat-buat.  Gavin melempar tas miliknya, kalau saja tidak Aily tangkap, mungkin akan mengenai wajah gadis itu.  "Silverqueen," katanya.  Dengan semangat empat lima, Aily membuka resleting tas dengan tidak sabaran. Moodnya sudah kembali hanya karena mendapat coklat kesayangannya. Aily melempar tas, pada muka Gavin langsung. Mungkin ia balas dendam untuk lebam yang ada di tangannya karena Gavin seret tadi.  "Pelan-pelan, masih banyak." Gavin mengambil tisu, membersihkan noda coklat di jari tangan kiri Aily dan sekitar ujung bibirnya. Selalu, selalu seperti ini jika Aily sedang makan. Entah tidak sengaja atau Aily memang sengaja mengotori tangan dan bibirnya agar Gavin bersihkan.  Setelahnya, Gavin mengambil ponsel. Tidur di paha Aily sebagai bantalan kepalanya seperti biasa. Dahi Aily mengerut heran, pasalnya, beberapa minggu ini, Gavin sering kali senyum-senyum sendiri di depan ponsel.  "Gavin kenapa, sih?" Bahkan tak Gavin hiraukan, Aily yang kesal pun merampas ponsel Gavin. "Aily!" tegur Gavin. Sempat buat Aily terlonjak karena terkejut dengan suara Gavin.  Saat Aily lihat ternyata Gavin tengah bertukar pesan dengan seseorang ia beranjak hingga Gavin hampir terjungkal. Memberikan ponsel Gavin dengan kasar, menelan cokelat kemudian berkata. "Gavin egois! Aily nggak like Gavin lagi!" dan berlari menuju kamarnya dengan kaki yang dihentakan sebab kesal. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dependencia

read
185.8K
bc

See Me!!

read
87.8K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.0K
bc

Penjara Hati Sang CEO

read
7.1M
bc

Dosen Killer itu Suamiku

read
310.0K
bc

Mrs. Rivera

read
45.2K
bc

Will You Marry Me 21+ (Indonesia)

read
611.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook