"Bang, biar Rani jelaskan dulu." "Tidak usah. Abang sudah mendengar semuanya dengan jelas. Ternyata ini penyebab sikap kamu berubah. Kamu sudah berselingkuh dan mengkhianati Abang!" "Ibra! Jangan membentak putri saya!" Papa Surya angkat bicara. Ia tidak terima karena aku telah membentak putrinya. Namun, untuk kali ini aku tidak akan tinggal diam. Mereka sudah menginjak harga diriku dengan mendukung perselingkuhan yang Rani lakukan. "Rani ini istri saya, Pa. Dia telah melakukan kesalahan fatal, dan sudah seharusnya saya menegurnya. Hanya karena Papa tidak pernah menyukai saya, jangan sampai membenarkan perselingkuhan yang telah putri Papa lakukan!" sergahku yang membuat wajah Papa Surya makin merah padam. Ia pasti tidak pernah berpikir aku akan berani melawannya. Akan tetapi, cukup suda

