Demian duduk di kursinya dengan tatapan kosong. Pikirannya berkecamuk sejak beberapa hari lalu, tapi baru pagi ini ia merasa benar-benar perlu membicarakannya dengan seseorang. Kebetulan Anya masuk ke ruangannya tanpa sengaja, dan entah kenapa, Demian merasa ia bisa berbagi pikiran dengannya.
"Maaf ya, Pak, kalau saya boleh saran, sebaiknya Pak Dem bicarakan langsung sama yang bersangkutan. Memangnya dia mau sekolah sampai profesor, Pak? Lama banget?" ujar Anya, santai seperti biasanya.
Demian tersenyum kecil tapi tak langsung menjawab. Jika ia bilang sekarang orangnya masih dalam perjalanan lulus S1, Anya pasti langsung curiga.
"Saya harus bicarakan apa?"
"Ya bilang aja kalau Pak Demian ada rencana lebih lanjut sama dia. Terus tawar, jangan tinggi-tinggi amat sekolahnya," jawab Anya l
