Agung tampak tersenyum ketika melihat Nirmala membukakan pintu rumahnya, sedangkan yang disenyumin malah tampak menghela nafas panjang dan raut wajahnya berubah menjadi masam. “Galak amat mukanya, aku boleh masuk?” tanya Agung santai merasa rindu melihat wajah merengut Nirmala. “Nggak mas, kamu sudah bukan suamiku. Walau sudah tua, aku janda, gak enak dilihat tetangga kalau ada pria masuk ke dalam rumah.” “Tapi aku mantan suamimu, kita bertemu karena urusan anak-anak. Tak ada yang lain.” “Sudah, duduk diteras ini saja, cukup adem kan? Tunggu sebentar biar aku ambilkan minuman.” Nirmala segera masuk ke dalam rumah. Ia merasa enggan mempersilahkan Agung masuk, karena ia merasa sikap Agung tidak seperti biasanya. Mereka sudah lama sekali tak bertemu dan hanya berkomunikasi sesekali

