Tangisannya pecah ketika ia memutuskan untuk tak bersama Satria, hatinya merasa sedih dan sakit luar biasa, lebih sakit dibandingkan perpisahan pertama mereka. Sejak pagi Elora tak bisa menghentikan air matanya mengalir deras karena patah hati. Ia hanya bangkit karena azan dzuhur menyadarkannya. Dengan bersujud dan berdoa Elora merasa lebih tenang, walau ia tak sanggup keluar kamar untuk menghadapi sang ibu. Setelah sholat ia kembali meringkuk sambil membaca pesan-pesan yang dikirimkan Satria selama ini sebelum nanti ia akan menghapus semuanya. Elora ingin menikmati kenangan terakhirnya tentang Satria. Ia hanya ingin sendirian saat ini, bahkan telepon dari Risma tak digubrisnya. Elora tengah menatap wajah Satria dalam galery foto dihandphonenya ketika sebuah ketukan halus mengetuk pint

