176. Terlambat

1614 Words

“Apa, Dok?” tanya Wahda memastikan. “A-pa bisa disembuhkan?” “Bisa.” “Dirawat di sini saja, Dok. Bisa?” sahut Kenrich. “Iya, memang harus dirawat inap biar terus dipantau perkembangannya.” Wahda terkulai lemas. Ia teringat, baru-baru ini ada seorang aktris luar negeri yang mengidap penyakit itu sampai menemui ajal. Wanita itu sungguh tidak mau itu terjadi pada putranya. “Dok, tolong berikan pengobatan terbaik untuk putra saya,” ujar Wahda dengan suara bergetar. “Tolong pastikan dia sembuh.” “Iya, kami akan berusaha.” “Wahda, kamu ke bagian administrasi dulu untuk mengurus berkas masuk pasien rawat inap biar Dean segera dapat kamar,” ujar Kenrich tenang. Wahda mengangguk setuju. Kenrich tersenyum, meyakinkan. “Semua akan baik-baik saja. Jangan khawatir berlebih. Yakin saja, Dean p

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD