Penuh Cinta

1232 Words

Pagi itu, sinar mentari menerobos pelan melalui celah tirai, menyinari kamar Athar dan Zaozah yang masih tenang. Di dapur, pengasuh sudah menyiapkan sarapan untuk anak-anak. Ia tersenyum kecil saat melihat Azka sudah duduk manis sambil mengajak adik kembarnya bermain di ruang keluarga. Sambil menyeduh teh, sang pengasuh berkata pelan pada batinnya sendiri, “Mungkin Bu Zaozah masih ingin melepas rindunya bersama Pak Athar… Sudah lama mereka tak bersama. Biarlah mereka menikmati pagi ini dengan damai.” Sementara itu di kamar, Zaozah masih terlelap dalam pelukan Athar. Wajahnya terlihat tenang dan damai, seakan semua luka masa lalu telah benar-benar sirna. Athar membuka mata perlahan, menatap wajah istrinya dengan penuh syukur, lalu mengecup keningnya lembut. “Terima kasih sudah bertahan u

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD