48. Kenapa Dia Yang Marah?

1136 Words

Mereka baru saja tiba di depan gedung kantor tempat magang. Jingga buru-buru melepas seatbeltnya, tapi gerakannya terhenti saat suara dering ponsel Rielle mendadak memecah keheningan di dalam mobil. Nada dering itu begitu nyaring, menusuk, seakan mengabarkan datangnya sesuatu yang tak diinginkan. Rielle mengernyit, alisnya bertaut. Ia menoleh sekilas ke layar ponselnya dan mendesah berat. Nama itu. Nama yang sejak tadi berusaha ia lupakan, kini malah muncul dengan terang di layar kaca. “Siapa?” tanya Jingga cepat, matanya meneliti wajah Rielle yang jelas menunjukkan kegelisahan. “Harven,” jawab Rielle singkat, hampir bergumam. Jingga langsung mendengkus, ekspresinya menajam penuh malas. “Oh, jadi dia akhirnya nelpon juga? Merasa bersalah kah, udah diem aja pas lo digoreng sama orang-or

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD