Satu bulan berlalu, baik Reyhan ataupun Marissa masih sama-sama diam tanpa kata setiap kali mereka berada dalam satu ruangan yang sama. Lebih tepatnya Reyhan yang memilih diam untuk menjaga hatinya tidak semakin hancur tapi percayalah, itu justru menjadi siksaan untuk Marissa.
Tidak ada hukuman yang lebih menyakitkan dari satu hubungan yang sedang tidak baik-baik saja, kecuali diam, tanpa kata dan di abaikan bagai tembok tak bernyawa. Ya, Marissa sedang sangat tertekan dengan keterdiaman Reyhan satu bulan ini. Bukan tidak pernah Marissa mencoba membuka suara untuk memperjelas masalahnya, tapi Reyhan malah enggan untuk sekedar menanggapi atau membalas setiap kata yang coba Marissa ungkapkan dan akan memilih pergi untuk menghindar darinya.
Dua Minggu lalu, Marissa tidak sengaja mendengar
