23. Belajar Mengerti Wanita

1078 Words

Hari berganti dengan perlahan, seolah enggan menyingkap tabir pagi. Di dalam kamar, Matteo berdiri di hadapan putranya, merapikan kancing kemeja kecil Alessio. Tangannya bergerak telaten, seolah setiap lipatan kain itu adalah caranya mengekspresikan kasih sayang yang tidak selalu bisa ia ucapkan dengan kata-kata. "Hari ini ada kunjungan ke kebun petani, ya?" suara Matteo terdengar hangat. Ia kemudian mengambil sisir kayu dari meja rias, menyisir rambut hitam legam putranya hingga tampak rapi. "Kamu yakin tidak mau Daddy temani?" tanyanya, menatap mata sang putra lewat pantulan cermin. Alessio mengangguk pelan. "Daddy pasti sibuk bekerja. Uncle Jonathan juga bilang kalau ladang Daddy baru saja terbakar, jadi Daddy banyak urusan. Ale bisa pergi sendiri, Daddy. Ada Miss juga yang ikut menda

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD