45. Apa yang Sebenarnya Matteo Rasakan?

1017 Words

Ophelia terdiam lama, terlalu lama, hingga Marcus di seberang sana hampir mengira sambungan telepon mereka terputus. Hanya napas lirih yang terdengar, seperti hembusan angin yang menabrak kaca jendela mobil tempatnya duduk. Ketika akhirnya suara itu terdengar lagi, nadanya dingin, datar, namun di balik ketenangan itu, Marcus bisa menangkap getir yang samar seolah ada luka lama yang tiba-tiba tergores. “Marah? Karena aku bersama Leo?” Suaranya pelan, diikuti tawa pendek yang sama sekali tidak mengandung kegembiraan. “Aneh sekali, Marcus. Mengapa harus marah? Leo hanya menemani aku dan Ale. Ia melakukan pekerjaannya, sama seperti hari-hari biasanya. Hanya seorang pengawal, bukan seseorang yang harus dipersoalkan.” Marcus tidak langsung menjawab. Ia tahu, setiap kata yang diucapkan sekarang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD