27. Bukan Milikku

1041 Words

Matteo menunduk, membasuh tangannya dengan air jernih yang mengalir lembut di antara bebatuan. Suara gemericik sungai berpadu dengan hembusan angin yang menelusup lembut di sela pepohonan, menciptakan harmoni alami yang menenangkan. Air yang dingin menyentuh kulitnya, seperti ingin mengingatkan bahwa dunia di luar sana tetap berjalan meski ia mencoba sejenak berhenti. Kilau cahaya matahari memantul di permukaan air, membingkai wajahnya yang tampak letih. Wajah seorang lelaki yang terbiasa berjuang, tapi jarang benar-benar hidup. Ia menatap bayangannya lama. Mata yang dulu berkilat penuh ambisi kini terlihat redup, seperti kehilangan arah. Ada sesuatu yang bergetar di dalam dadanya, rasa asing terhadap dirinya sendiri. Lelaki yang menatap balik dari permukaan air itu seolah bukan Matteo M

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD