Bab 22

1425 Words

"Astaghfirullah, Fahmi! Pokoknya Teteh harus bicara sama Abi dan Umi. Kalau perlu, kita lamar Yasmin secepatnya!" Zahwa menggeleng tak percaya setelah mendengar cerita sang adik yang hampir saja hilang kendali hingga hampir mencium Yasmin di dalam mobil. "Aku khilaf, Teh. Aku ... aku gak tahu kenapa baru kali ini segitu susahnya nahan diri sama perempuan," ujar Fahmi dengan mengusap kasar wajahnya. "Itu tandanya kamu sudah harus menikah supaya syahwatmu tersalurkan sama wanita yang halal." Zahwa mengelus bahu sang adik. "Kamu beneran suka sama Yasmin? Kalau memang iya, alangkah baiknya kamu cepat melamarnya. Nikahi dia sebelum terlambat dan diambil orang. Gadis secantik Yasmin pasti banyak yang suka. Apalagi Teteh dengar, kemarin ada pria tampan yang berkunjung ke rumahnya." Fahmi son

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD