Setelah Subuh ini, Bian pergi diam - diam. Tak ada pesan untuk siapa pun, hanya pembantu dan penjaga depan yang melihat mobilnya meluncur keluar gerbang rumah. Udara masih lembap, jalanan basah sisa hujan semalam. Ia tak membawa barang, hanya baju kaos dan memakai jaket tipis. Tidak seperti orang yang akan bepergian jauh. Tujuannya bukan pelarian, bukan pula keinginan untuk menghindar. Ia hanya ingin menepi, sejenak saja, menenangkan hati yang selama beberapa minggu terakhir terasa sesak. Bian menuju Jakarta Timur, ke Stasiun Whoosh, dan tepat pukul tujuh pagi ia sudah tiba di Bandung. Dengan mobil sewaan, ia melanjutkan perjalanan ke tempat yang selalu membuatnya merasa kecil dan jujur, pemakaman umum tempat papa dan akinya beristirahat. "Kang ...mampir beli bunga dulu ya." "Siap.." j

