[53]

1140 Words

Andrew meletakkan alat makannya dengan agak kasar. Dadanya turun naik menahan emosi. Matanya tak teralih ke mana pun selain pada pria paruh baya yang duduk di ujung meja. pandangannya tajam dan sinis tapi Andrew tak peduli. Ia benar-benar dipancing marah serta emosinya. “Ada apa denganmu?” tanya Hanry dengan tawa tipis. Makannya sudah selesai. Tak perlu lagi menikmati apa yang terhidang di meja. tak ada yang berhasil membuatnya berselera sampai ia rasa, keinginannya segera terwujud. Sementara matanya mengawasi bagaimana sosok wanita yang mengusulkan makan malam bersama kembali terselenggara. Katanya untuk semakin mengakrabkan diri dengan calon keluarga besar yang sebentar lagi akan terikat dalam tali pernikahan yang suci. “Masih banyak yang harus kuurus, Pa. kau tahu itu dengan pasti, k

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD