“Heh! Kamu! Budeg kamu, ya?!” Hardik suara yang kian mendekat, membuat Kinanti mendundukkan kepalanya. ”Ma-maaf, Bu.” ”Kamu lagi!” Eliza mendekat ke lift. Dan bersyukurnya ada malaikat penolong yang telah bersiap menjaga Kinanti. ”Kamu, lama amat aku suruh gitu aja? Yuk!” Ajak seorang pria tampan yang langsung menggandeng tangan Kinanti yang sudah sedingin es, untuk masuk ke dalam lift. ”Maaf, Bu Liza. Dia saya suruh tadi ke bawah, buat ambilkan katring saya. Dia pakai motor jadi, masih pakai jaket. Bukan karena baru dateng…” ucap Brandon dengan suara berwibawa dan tenang, menatap tegas ke arah wanita yang menjadi petinggi perusahaan. ”Ohh, pak Brandon yang nyuruh, kirain saya dia dateng telat. Berani sekali dia telat dateng….” Ketusnya dengan nada sinis. “Tapi, anak ini trouble maker

