“Kamu kenapa?” Tanya sebuah suara yang melihat Kinanti duduk bersandar di dinding sudut pintu tangga darurat. Melihat ada orang yang menegurnya, Kinanti seketika mengangkat kepalanya. ”Ehh! Bapak. Udah dateng, Pak?” Kinanti nyengir kuda, lalu dia bangkit berdiri. ”Kamu ngapain di situ?” Ulangnnya penasaran. ”Saya—“ Kinanti menggaruk kepalanya yang tak gatal. ”Saya kenapa?” Ulang sang direktur dengan tenang. ”Saya…” Kinanti mencari jawaban yang tepat. “ Saya menghafal, Pak. Ya, saya menghafal di sini.” Tegasnya lagi setelah mendapat jawaban yang tepat. ”Menghafal apa’ann?” Sang direktur menautkan dahi. ”Yang bapak suruh, lah.” Jawab Kinanti penuh percaya diri setelah menemukan jawaban yang membuat dia tidak di salahkan. ”Hmm…jadi, kamu merasa terbabani?” Sindir sang direktur lagi.

