Seketika Harry menoleh, sampai membuat ponselnya terjatuh dan mati. Dia mengambil ponselnya dengan cepat dan membesarkan matanya.
“Papa!! Kenapa gak bilang-bilang sih kalau mau datang bergabung.. gak sopan banget deh jadi orang tua!” Seru Harry lagi karena kesal panggilannya terputus. “Nah, kan, panggilan jadi terputus. Papa ini!!” Geramnya lagi.
”Panggilan terputus bisa di sambungkan ulang. Kamu itu yang salah…” kilah sang ayah tak mau kalah.
”Kenapa Harry yang salah jadinya?” Sungutnya tak mau di salahkan.
”Ya, kamu udah jelas lagi telponan. Harusnya lihat situasi dong, masih mending ini papa yang inisiatif nyusul ke sini. Gimana kalau mereka yang kesini dulu, atau Nadine tadi langsung nyusul kam?” Tanya sang ayah tak mau di salahkan.
”Mereka siapa?” Tanya Harry seolah tak mengangga
