bc

My Girl [ Sashi - Andreas] - Indonesia

book_age18+
12.0K
FOLLOW
172.9K
READ
possessive
sex
family
pregnant
badboy
goodgirl
royalty/noble
comedy
sweet
like
intro-logo
Blurb

[Mature 21+]

Cerita pertama dalam Jingan Series!

________________

"Lepas b******k!"

Andreas tertawa melihat perempuan di bawah kungkungannya mendesis marah. Sangat seksi dan menggodaa.

"Desahkan nama gue malam ini... Sashi."

chap-preview
Free preview
Kelab Malam
Sashi berjalan tergesa dengan tangan memeluk buku di dadanya dan kepala yang terus menunduk. Dia tidak suka diperhatikan banyak orang. Dia tidak suka menjadi terlihat di keramaian. Bagi Sashi hidupnya akan tenang jika dia seperti ini. Tidak terikat dengan siapapun dan tidak berdekatan dengan siapapun. Terserah orang-orang memandangnya aneh dan culun. Dia tidak peduli. Toh, mereka tidak mengenal dirinya. Mata kuliah pagi ini adalah Komunikasi Politik. Sashi sudah menyiapkan tugas yang seminggu lalu diberikan oleh dosennya. Setelah sampai di kelasnya pagi ini, Sashi langsung menuju kursi paling pojok di barisan ketiga. Dia tidak suka duduk di barisan depan ataupun barisan belakang. "Selamat pagi semuanya." "Pagi, Pak." Semuanya menjawab serentak termasuk Sashi. Dosennya pagi ini bukan dosen killer. Jadi mahasiswa cukup santai dalam mengikuti mata kuliahnya. Sashi sangat menyukai mata kuliah ini. Karena dosennya merupakan dosen idola Sashi di kampus. Beberapa kali Sashi dan si dosen bertemu di luar kampus dengan tidak sengaja. Tapi dosennya tidak mengenali Sashi. Hanya lewat dan berlalu. "Eh, katanya Andreas bikin ulah lagi? Gila. Siapa lagi korbannya kali ini?" Bisikan-bisikan dari depan Sashi cukup mengganggu. Dan Sashi sudah biasa akan hal seperti itu. Ketika para perempuan membicarakan laki-laki idola kampus, maka mereka akan lupa tempat dan waktu. "Baiklah, cukup materi untuk hari ini. Silakan kumpulkan tugas kalian ke satu orang dan antar ke ruangan saya." "Baik, Pak." Tidak terasa waktu untuk dua SKS cepat berlalu. Sashi menghembuskan napas lega. Mata kuliahnya hari ini ada dua. Satunya lagi nanti jam tiga sore. "Pulang deh," lirih Sashi sambil membereskan alat tulisnya dan memasukkan ke dalam tas. Jam memang masih menunjukkan pukul sepuluh. Masih banyak waktu untuk Sashi menunggu hingga jam tiga. "Penasaran gue sama korban Andreas selanjutnya. Astaga. Jangan sampai itu gue. Bisa malu sampai tujuh turunan." Sashi menulikan telinganya dan terus berjalan. Baginya orang-orang seperti Andreas dan kawan-kawannya hanyalah manusia yang kurang kerjaan. Harusnya punya wajah tampan dan otak cerdas digunakan sebaik mungkin. Bukannya seperti sekarang. Mengganggu ketenangan orang lain. Sashi berjalan menuju parkiran di mana mobilnya terparkir. Saat dirinya hendak membuka pintu, suara teriakan dari arah gedung membuatnya menoleh. Satu korban lagi. Tangan Sashi gemetar. Pemandangan seperti ini bukanlah kali pertama yang dia lihat. dia sudah cukup sering melihatnya. Hanya saja dirinya tetap tidak terbiasa. Andreas dan gengnya memang sebejat itu. *** Andreas memacu mobilnya membelah jalanan ibu kota. Malam ini dia berjanji dengan teman-temannya untuk merayakan ulang tahunnya di salah satu kelab malam ternama. Butuh waktu dua puluh menit bagi Andreas untuk sampai di tempat tujuan. "Wah, gila. Tadi itu lo bener-bener nekat." Andreas tersenyum tipis. Ingatannya berputar pada kejadian di kampus tadi siang. Di mana dia membuat salah satu cowok di kampus babak belur karena berani menantangnya. "Katanya malam ini ceweknya yang bohay-bohay. Gila. Gue gak sabar. Belum liat aja udah tegang adek gue." Andreas melempar kulit kacang ke wajah Bayu yang baru saja bicara. Teman-temannya yang lain tertawa. "Murahan adek lo,"" ejek Galih sambil meneguk minuman di gelasnya. "Guys. Lihat. Anju. Bohay banget. Gimana ya rasanya itu bokong jepit adek gue. Fak! Ngilu!" Andreas geleng-geleng kepala mendengar ucapan kotor teman-temannya. Jika yang lain suka berbicara kotor. Maka Andreas lebih suka bereaksi langsung. Seperti saat ini. Laki-laki itu langsung beranjak dari duduknya dan menarik salah satu wanita malam di kelab itu untuk dia raba-raba. Temannya yang lain langsung bersiul dan mengumpat. Andreas memang berbeda. Laki-laki itu lebih suka bermain langsung daripada sekedar omongan saja. Perempuan yang di cumbu oleh Andreas membalas setiap gerak bibir lelaki itu pada bibirnya. Tangan Andreas tidak tinggal diam. Jemarinya mulai meremas bokong seksi perempuan di dekapannya. Meremas dan memukul pelan membuat perempuan tersebut mendesah lirih. "Puaskan gue," bisik Andreas parau. Perempuan itu membawa Andreas ke lantai atas. Membuka salah satu pintu dari sepuluh pintu di sana. Menarik Andreas untuk masuk. Saat Andreas berbalik ingin mengunci pintu, pandangannya menangkap siluet seseorang. Andreas langsung berlari ke luar. Tidak dihiraukannya panggilan dari jalang di dalam sana. "Gak mungkin," lirih Andreas sambil mengikuti seseorang. Andreas bersembunyi di balik pilar dinding yang membatasi toilet perempuan dan laki-laki. "Jes, gimana?" "Gue pusing. Seriusan butuh istirahat." Suara itu Andreas yakin pernah mendengarnya. Dan itu sangat tidak asing. Kedua perempuan yang Andreas lihat itu tengah asik berbicara. Salah satunya sudah pergi. Tinggal perempuan yang dipanggil Jes itu yang tersisa tengah bersandar pada dinding di sebelahnya. "Jadi ini kerjaan lo?" Andreas tersenyum miring saat perempuan di depannya menegang kaku. "Jangan kira gue gak kenal ya. Meskipun penampilan lo berubah, gue masih bisa ngenalin elo." Andreas maju selangkah. Perempuan tersebut menahan dada Andreas saat lelaki itu semakin merapat padanya. "Gue gak kenal sama lo." Andreas tertawa. Ditariknya tangan perempuan itu hingga tubuh keduanya bersentuhan. "Gue hapal sama lekukan tubuh lo," bisik Andreas ditelinga perempuan di dekapannya. "Lepasin gue! Lo salah orang!" Andreas menggeram marah. Ditariknya tangan perempuan itu memasuki salah satu ruangan yang biasa dipakai untuk bercinta dengan para jalang. Dilemparnya tubuh perempuan tersebut hingga terbaring di atas ranjang. Paha mulusnya terlihat menggoda di mata Andreas. Tubuhnya sangat menggiurkan. Berisi di tempat yang pas. Di tempat yang sangat di sukai lelaki. "Lo mau apa?!" "Apalagi selain membuat lo mendesah." Perempuan itu beringsut duduk dan berdiri menjauhi Andreas yang kini berjalan mendekatinya sambil membuka ikat pinggangnya. "Jangan macem-macem!" Andreas tertawa. "Bukannya kerjaan lo memang begini? Memuaskan hasrat lelaki." "Lo gila!" "Puaskan gue atau lo bakal nyesel selamanya." "Gak! Gue gak mau!" Andreas geram. Ditariknya tubuh perempuan itu dan dilemparnya kembali ke atas ranjang. Tubuh kekar Andreas menindihnya. "Lepas brengsek!" Andreas tersenyum miring. "Gue suka lo kayak gini. Nolak tapi ujungnya mendesahkan nama gue juga. Ciri khas perempuan munafik!" Mata perempuan itu berkaca-kaca. Andreas menarik paksa pakaian yang dia gunakan. Menampilkan bra berenda berwarna merah yang kontras dengan kulit putihnya. Mata Andreas semakin menggelap saat menatap benda padat nan kenyal itu. "Cantik," pujinya sambil mencium dengan ringan. "Plis, jangan!" Andreas seolah mendapat mainan baru. Meski lawannya menolak. Tapi bahasa tubuhnya bertolak belakang. Kedua kaki perempuan itu dibuka lebar oleh Andreas sehingga miliknya yang sudah sekeras batu menindih inti perempuan di bawahnya. "Desahkan nama gue malam ini... Sashi."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

MOVE ON

read
95.0K
bc

HYPER!

read
556.9K
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
462.3K
bc

Skylove (Indonesia)

read
109.2K
bc

PEPPERMINT

read
369.7K
bc

Bad Prince

read
508.7K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook