86

1341 Words

“Pelan-pelan, sayang…” Suara Bram terdengar lembut di sela napas tergesa istrinya. Ia berlari mengikuti sang istri yang memilih ke kamar mandi pagi ini. Satu tangannya menahan rambut Kalinda agar tak mengganggu, sementara tangan lainnya mengusap perlahan punggung sang istri yang kini membungkuk di atas wastafel kamar mandi. Kalinda memejamkan mata, menahan mual yang kembali menyerang. “Aku… kenapa baru sekarang, sih? Dulu waktu awal hamil nggak begini. Kenapa sekarang jadi rewel sih?” Bram tersenyum kecil, menepuk lembut bahunya. “Mungkin anak kita sengaja menunggu waktu yang pas. Dia tahu mamanya harus kuat dulu sebelum rewel seperti ini, Dek. Pengertian sekali anak kita, Dek" Kalinda mendengus, meski masih setengah lemas. “begitu kah? Alhamdulillah jika anak kamu seperti itu Mas,.”

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD