“Enggak, aku cuma khawatir aja ... tadi ada kecelakaan, dan aku lupa kalau Pak Zeron sempat minta kami jagain kamu,” ujar Sandra dari seberang sana. Suaranya terdengar pelan, penuh penyesalan yang tidak dibuat-buat. Sonya bisa menangkap bahwa kalimat itu bukan sekadar basa-basi, tapi benar-benar datang dari kekhawatiran tulus. Dan tanpa perlu dijelaskan lebih lanjut, Sonya mengerti maksud di balik ucapan itu. Zeron, seperti biasa bertindak protektif dan memastikan orang-orang terdekatnya ikut mengawasi istri tercintanya. Menyebalkan? Jelas. Tapi Sonya tidak bisa benar-benar marah. Ia malah merasa geli sendiri. Wajar, pikirnya. Dalam hubungan, apalagi yang baru saja dibangun kembali dari reruntuhan masa lalu, naik-turun emosi karena hal-hal sepele justru menjadi bumbu yang kadang mem

