Sekuat tenaga Sonya mencoba meyakinkan diri bahwa semua yang baru saja dia alami hanyalah mimpi buruk. Mimpi yang begitu nyata, begitu menyesakkan, tapi tetap saja hanya mimpi, atau begitulah dia berharap. Selang beberapa saat, dengan gerakan pelan dan masih diselimuti gelisah, tangannya meraih ponsel yang tergeletak di atas nakas. Harapannya sederhana, semoga kali ini ada balasan dari Zeron. Minimal tanda bahwa pria itu masih ada di luar sana, masih sehat, masih bisa mengetik satu dua kata, atau bahkan sekadar emoji andalan yang biasa dia kirim setiap hendak tidur. Namun, nyatanya layar itu tetap kosong. Tidak ada notifikasi baru. Tidak ada balasan, tidak ada emoji dan yang paling menusuk,.tidak ada nama sang suami yang muncul di layar malam itu. Sonya menelan ludah pahit, matanya ma

