"Adri..." "Iya, Pak?" "Ngedate yuk!" Hening. Pasti gue ngigo! "Apa, Pak? Bapak tadi ngomong apa?" tanya Adri memastikan. Didasar hati kecilnya dia berharap, yang didengarnya bukanlah halusinasi semata. "Ayo" Ayo? "Kita" Apa gue nggak salah denger? KITA?! Bos bilang, kita?! "Cari makan. Di Senayan ada restoran ramen yang enak, kamu laper kan? Saya lagi pengen makan ramen." Apa? Apa gue baru aja jatuh nyungsep dari gunung Everest? Dengan seketika bahu Adri merosot. Auranya berubah muram seketika. "Iya, saya laper," ucap Adri tidak lagi bersemangat. Rully akhirnya melepaskan jas birunya lalu menggulung lengan kemejanya hingga siku dan melepas dasi birunya yang agak mencekik, memasukkan dompet dan handphone ke kantung celana bahannya lalu Lak

