Magika berjalan menuju jendela dan memandang ke luar. Dalam hatinya, ia berdoa agar hari pernikahannya besok berjalan lancar. “Ini akan menjadi awal baru yang indah,” gumam Magika sambil tersenyum. Rania menghampiri Magika yang berdiri di depan jendela besar suite hotel, memandang pemandangan kota yang gemerlap. "Magika," panggil Rania dengan lembut. Suara itu membuat Magika menoleh. Ia langsung melihat ibunya yang kini berdiri di hadapannya. "Iya, Bu?" jawab Magika sambil tersenyum, memancarkan kehangatan dan kebahagiaan. Rania meraih tangan Magika dengan lembut, menggenggamnya erat. Ia menatap putrinya dengan mata penuh kasih, seolah ingin menyampaikan sesuatu yang mendalam. "Kamu tahu, Nak, sejak kecil kamu selalu menjadi kebanggaan Ibu. Dan sekarang, melihatmu berdiri di sini, sebe

